Senin 15 Feb 2021 21:17 WIB

Penambang Tanpa Izin Kembali Serbu Dongi-Dongi

Umumnya para penambang liar itu berasal dari wilayah Sulawesi

Warga mendulang emas di lokasi bekas tambang emas ilegal (ilustrasi)
Foto:

Para penambang melakukan aktivitas tidak hanya pada pagi hari, tetapi malam pun mereka menambang dengan menggunakan penerangan listrik dari mesin genset. Rata-rata penambang telah mendirikan tenda-tenda di sekitar maupun di areal PETI Dongi-Dongi agar mereka bisa bekerja di malam hari.

Lubang-lubang rep (tanah/pasir yang mengandung emas) yang dahulu telah ditutup, kini semuanya telah dibuka kembali oleh para penambang. Jumlah lubang rep saat ini sudah mencapai ribuan lubang.

Ede mengatakan satu lubang rep biasanya dikuasai 10 orang dengan sisten kongsi. "Artinya, ada salah satu dari anggota kongsi yang membiayai kebutuhan mereka, termasuk menanggung makan dan minum sehari-hari," katanya.

Saat rep diolah dan menghasilkan emas, maka emas itu kemudian dijual dan hasilnya dibagi-bagikan kepada semua anggota penambang yang tergabung dalam satu kongsi.

Seluruh rep yang berasal dari PETI Dongi-Dongi, kemudian dibawah ke tromol di Kelurahan Poboya, Kota Palu. Disanalah, kata dia, rep tersebut diproses menjadi bijih-bijih emas.

Kepala Balai Besar TNLL, Jusman membenarkan bahwa lokasi PETI Dongi-Dongi saat ini sudah diserbu kembali oleh para penambang yang kebanyakan datang dari Pulau Sulawesi. Dari hasil kunjungannya ke lokasi tambang pada Sabtu (13/2), Jusman cukup terkejut ketika menyaksikan para penambang dengan bebas tanpa ada rasa takut menambang dalam kawasan konservasi.

Saat berada di lokasi PETI Dongi-Dongi, Jusman mengaku tidak bisa berbuat apa-apa sebab kondisinya cukup rawan.

"Masalahnya, jumlah penambang ribuan orang. Tidak mungkin kami mau menertibkan sendiri. Bisa konyol diserbu penambang," ujarnya.

Menurut dia, untuk menyelesaikan kembali permasalahan PETI Dongi-Dongi harus dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai pihak terkait. "Kami (Taman Nasional Lore Lindu) sebagai pengelolah kawasan tidak bisa menertibkan sendiri. Harus secara terpadu bersama-sama seluruh instansi dan institusi terkait di daerah ini," kata Jusman.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement