Senin 15 Feb 2021 21:17 WIB

Penambang Tanpa Izin Kembali Serbu Dongi-Dongi

Umumnya para penambang liar itu berasal dari wilayah Sulawesi

Warga mendulang emas di lokasi bekas tambang emas ilegal (ilustrasi)
Foto:

Melihat kondisi PETI Dongi-Dongi sekarang ini, pihaknya akan segera berkoordinasi kembali dengan Pemprov Sulteng, Pemkab Poso, Pemkab Sigi dan unsur kepolisian yakni Polda Sulteng dan Korem 132 Tadulako untuk menyelesaikan permasalah PETI Dongi-Dongi. Ia mengatakan dalam waktu dekat ini, rencananya akan bertemu dengan Kapolda Sulteng.

Dia berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama, sudah ada langkah atau aksi penertiban kembali lokasi PETI Dongi-Dongi, sebelum terjadi hal-hal yang lebih merugikan lagi. PETI Dongi-Dongi yang kini kembali marak diserbu penambang selain rawan konflik, juga bencana alam tanah longsor.

Menurut beberapa penambang, sudah banyak lubang rep yang ketemu satu dengan lainnya. Itu artinya sudah banyak rongga dalam tanah dan jika saja terjadi gempa yang keras atau hujan lebat terus-menerus, maka tidak menutup kemungkinan terjadi longsor. Jika sampai hal itu terjadi, maka akan ada banyak penambang bisa tertimbun.

Sebelum semuanya terjadi, kata Jusman, pihak TNLL akan segera melakukan upaya penutupan kembali lubang-lubang rep dan mengusir semua penambang dari lakasi PETI Dongi-Dongi. Jusman mengatakan jika ada petugas dari Balai Besar TNLL yang ikut terlibat di dalamnya, maka oknum bersangkutan akan ditindak tegas.

"Yang tahu petugas kami ikut terlibat, hanya penambang. Makanya kalau ada bukti akurat keterlibatan oknum Polhut TNLL, maka akan langsung diproses," tegasnya.

Karena itu, Jusman meminta agar masyarakat bisa melaporkan segera oknum-oknum petugas Balai Besar TNLL yang terlibat dalam aktivitas di PETI Dongi-Dongi, tentu dengan melengkapinya bukti akurat. Sebab, tanpa disertai dengan bukti akurat, pihaknya tentu tidak akan begitu saja melakukan penindakan.

"Tapi kalau ada bukti kuat, maka oknum Polhut atau karyawan Balai Besar TNLL yang terlibatlangsung ditindak tegas," ujarnya.

Areal PETI Dongi-Dongi sebelum diobrak-abrik para penambang adalah kawasan hutan yang banyak ditumbuhi pohon/kayu endemik yakni pohon leda. Selain pohon leda, juga beberapa jenis pohon/kayu yang berkualitas serta menjadi habitat berbagai jenis fauna, termasuk beberapa satwa endemik seperti babi rusa, burung rangkong, anoa, dan rusa.

Namun, katra Jusman sejak lokasi itu dijamah oleh para penambang yang tidak bertanggungjawab dan hanya memikirkan kepentingan dan kebutuhan hidupnya sendiri, semua jenis pohon, termasuk kayu leda habis ditebang.

Begitu pula denga kayu lainnya telah ditebang untuk kebutuhan menambang. Sama halnya dengan satwa-satwa yang tadinya hidup bebas dalam habitat mereka, semuanya telah hengkang.

Kini, areal PETI Dongi-Dongi sudah menjadi gundul lagi padahal sebelumnya ketika lokasi itu ditutup telah ditanami berbagai pohon. "Pohon-pohon yang telah ditanam beberapa, kini sudah lenyap bagai ditelan bumi," kata Jusman.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement