Ahad 14 Feb 2021 12:58 WIB

Munarman Disebut Terkait ISIS, Dewan: Kenapa Diviralkan?

Jika menjadi bukti lebih baik diproses hukum

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sekretaris Umum FPI, Munarman
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sekretaris Umum FPI, Munarman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Anggota Komisi III DPR RI Habiburokhman mengkritisi pengakuan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) terkait Munarman. Achmad Aulia dan Zainal Anshori selaku terduga dan narapidana terorisme, menyampaikan keterlibatan eks sekretaris FPI tersebut. 

Habiburokhman pun  mempertanyakan alasan Zainal memviralkan testimoninya tersebut."Pertama, dua orang tersebut kalau nggak salah Aulia sama Anshori yang menyampaikan testimoni, tapi kenapa diviralkan?" kata Habiburokhman dalam sebuah diskusi yang digelar secara daring, Ahad (14/2)

Menurut dia, jika pengakuan tersebut merupakan salah satu bukti, maka lebih baik hal tersebut diproses secara hukum. Ia menilai jika proses hukum belum dilakukan tetapi sudah diviralkan justru memunculkan pertanyaaan di publik. Dia juga mengaku kenal cukup lama dengan Munarman.

Ia menilai kepribadian Munarman jauh dari apa yang dilakukan ISIS. Menurut dia, Munarman terbiasa berjuang di area terbuka. "Tidak secara kladenstin melakukan kekerasan dan lain sebagainya yang menjadi ciri dari ISIS," ungkap dia.

Selain itu, dia juga menilai perlu adanya bukti konkret relasi antara FPI dan ISIS. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada penengak hukum untuk mencari tahu bukti tersebut. "Dalam penyidikan tindak pidana teroris (pada kasus 2015 lalu), saya rasa biasanya dilakukan dengan cepat, semua fakta kalau ada bukti saat itu di 2015 benar-benar ada  keterangan saksi-saksi, logikanya sudah dituntut secara cepat pada saat itu 2015-2017 lah," tutur dia.

"Jadi nggak dibangun opini dulu, nggak diviralkan dulu, memang ada bukti, bukti itu kan bukan hanya soal hadir di ruangan, bukti komunikasi, bukti dokumen, bukti gambar, video, dan lain sebagainya, terutama keterangan-keterangan orang," imbuh dia.

Sebelumnya Achmad Aulia mengaku pada 2015 terjadi bai'at masuk jaringan teroris ISIS di Jalan Sungai Limboto, Makassar, Sulawesi Selatan, yang diklaim dihadiri Munarman. Munarman juga meragukan kebenaran keterangan yang disampaikan Achmad Aulia pada kepolisian. 

Ia merasa heran mengapa cuma didasari pengakuan Achmad Aulia dirinya dikaitkan dengan ISIS. Ia juga mempertanyakan bukti lainnya jika diduga terlibat ISIS."Kalau memang mau nuduh saya silakan saya jawab. Kalau dari pengakuan satu orang diuber orang lain kok lucu cara bekerja hukum. Kalau ada orang yang bilang bunuh orang di laut hitam dikejar juga sama seluruh dunia karena di situ dekat Israel?" ujar Munarman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement