Jumat 05 Feb 2021 17:50 WIB

88 Rumah di Bojongsari Tasik Terdampak Pergerakan Tanah

Warga Desa Bojongsari menyebut pergerakan tanah terjadi sejak 2018

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga mencari barang yang masih bisa diselamatkan di rumahnya yang tertimbun meterial tanah longsor di Desa Bojongsari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
Foto:

Ubad menjelaskan, pergerakan tanah di wilayah itu kali pertama terjadi pada 2018. Setelah itu, tanah di wilayah itu terus bergerak secara perlahan. Namun, beberapa hari lalu terjadi pergerakan tanah yang cukup signifikan. 

"Kemarin ada pergerakan drastis. Sebelumnya tanah masih rata, sekarang ada yang anjlok sampai 4 meter. Tapi itu di atas permukiman, kurang lebih 100 meter dari permukiman," kata dia.

Ia mengatakan, tanah itu berpotensi longsor. Jika longsor terjadi, rumah warga bisa saja terbawa tanah. 

Ubad berharap, pemerintah dapat segera melakukan penanganan atas kejadian pergerakan tanah di wilayahnya. Sebab, warga khawarie terjadi tanah longsor sebab pergerakan tanah masih terjadi.

"Kita ingin memastikan apakah ini masih layak ditempati atau tidak. Kalau memang sudah tidak layak, masyarakat sudah bersedia untuk relokasi. Tinggal cari lahan," kata dia.

Sebelumnya, BPBD Kabupaten Tasikmalaya juga telah melakukan peninjauan wilayah terdampak pergerakan tanah itu. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidik mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan kajian kelayakan tanah di lokasi itu.

 

'Kami akan usahakan secepatnya pihak geologi untuk melihat situasi di sini, sebagai studi kelayakan bisa dihuni atau harus direlokasi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement