Senin 18 Jan 2021 18:27 WIB

Kabupaten Tasikmalaya Paling Tak Patuh Protokol Kesehatan

Metode menghitung kedisiplinan warga dilakukan melalui 3M

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Petugas memeriksa pengendara di pos pemeriksaan (check point) di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). Pemeriksaan tersebut sebagai upaya penyekatan pemudik lokal yang hendak keluar-masuk Provinsi Jabar juga para pelancong ke tempat wisata di daerah masing-masing yang rentan penyebaran COVID-19
Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI
Petugas memeriksa pengendara di pos pemeriksaan (check point) di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). Pemeriksaan tersebut sebagai upaya penyekatan pemudik lokal yang hendak keluar-masuk Provinsi Jabar juga para pelancong ke tempat wisata di daerah masing-masing yang rentan penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan sejumlah daerah yang paling patuh dan paling tidak disiplin dalam menerapkan 3M. Khususnya, mengenai kepatuhan dalam menggunakan masker dan menjaga jarak. 

Menurut Ridwan Kamil, dari sejumlah kota kabupaten di Jawa Barat, daerah paling patuh menggunakan masker adalah masyarkat di Kota Bekasi. "Jadi saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat Kota Bekasi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (18/1).

Hal tersebut, menurut Emil, berbanding terbalik dengan masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya yang justru dinilai paling tidak patuh menerapkan salah satu protokol kesehatan tersebut. 

Emil mengatakan, metode menghitung kedisiplinan warga dilakukan melalui 3M dibagi dua, yakni menjaga jarak dan memakai masker. Penghitungan itu dilakukan oleh tim dari Satpol PP, TNI dan Polri. "Nanti detailnya saya share ya, tapi sementara itu," katanya.

Menurut Emil, Kota Bekasi sebagai daerah yang paling patuh menerapkan pola menjaga jarak. Dari daerah lainnya si Jabar, Kota bekasi paling disiplin. "Walaupun belum sempurna tapi paling disiplin dibandingkan yang lain," katanya. 

Untuk kategori kedisiplinan dalam menerapkan jaga jarak ini, kata dia, Kota Depok adalah kebalikan dari Kota Bekasi. Di mana masyarakatnya paling tidak patuh menjaga jarak. "Jadi kepada yang sudah patuh tolong pertahankan dan kepada yang tidak patuh saya titip ada wali kota dan bupati untuk terus mengedukasi masyarakatnya," katanya. 

Emil mengaku, secara keseluruhan tingkat kepatuhan masyarakat Jabar dalam menerapkan 3M meninkat setelah PPKM Jawa-Bali. Di mana untuk rata-rata kepatuhan menggunakan masker sebelum PPKM di angka sekitar 50 persen, kini meningkat menjadi sekitar 60-70 persen. Begitu juga mengenai kedisiplinan menjaga jarak. 

"Untuk PPKM sudah dievaluasi oleh Pak Luhut kemarin dan Jabar diapresiasi untuk peningkatan kedisplinan termasuk terbaik di Jawa dan Bali, itu kerja dari Pak Kapolda dan Pak Pangdam," paparnya.

Hanya saja, kata Emil, terkait jumlah kasus positif Covid-19 di Jabar masih tercampur antara kasus lama dengan di masa PPKM. Karena itu, dia sedang mengkomunikasikan dengan sekda, agar menganalisis kasus aktif dapat dipisahkan antara masa lalu dan real time hari PPKM. "Kalau menganalisis PPKM dengan data lama, maka jadi kan gak fair, seolah banyak padahal tidak. Ini sedang diperbaiki," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement