REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan fokus riset dan inovasi nasional LIPI 2021 akan fokus pada kebencanaan dan lingkungan. Selain itu, LIPI juga akan melakukan fokus riset pada pemulihan ekonomi.
Menurut Handoko, diperlukan studi yang berdasarkan sains secara kuat untuk penanganan mitigasi bencana. Sebab, sifat bencana susah dipastikan apalagi yang sering terjadi di Indonesia adalah gempa bumi.
"Teknologi mitigasi dan peringatan dini bencana serta pemetaan daerah rawan bencana pesisir dan early warning system dari LIPI diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam menghadapi berbagai ancaman bencana baik seismik, vulkanik, dan hidrometeorologi yang sering terjadi di Indonesia," kata Handoko, dalam keterangannya, Ahad (31/1).
Ia mengatakan, LIPI akan fokus di sisi hulu yaitu bagaimana cara untuk memahami risiko bencana dari sisi sains. "Kemudian meningkatkan manajemen risiko untuk memperkuat kesiapsiagaan terkait bencana yang kemungkinan terjadi," kata dia lagi.
Lebih lanjut, Handoko menjelaskan riset ilmu pengetahuan dan teknologi inovasi dalam bidang penanganan bencana juga akan terus dikembangkan. Antara lain adalah Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), Ekspedisi Indonesia Timur, Sistem Monitoring Elektronik.
Selain itu, pengembangan juga akan dilakukan pada teknologi penanggulangan dampak pandemi bagi lingkungan, Lampu Teleskopik Tenaga Surya, Lampu Darurat Multi Fungsi, Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil (Pico Hydro), Pengolah Sumber Air Minum 'Banyumili', dan Teknologi Pangan Pendukung Penanganan Bencana.