Selasa 26 Jan 2021 21:18 WIB

Bareskrim Jemput Paksa Tersangka Kasus Rasisme Ambroncius

Ambroncius jadi tersangka kasus rasialisme terhadap Natalius Pigai.

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Stop Rasisme
Foto: Pixabay
Ilustrasi Stop Rasisme

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri telah menetapkan Ketua Relawan Pro Jokowi Amin (Projamin) Ambroncius Nababan  sebagai tersangka kasus dugaan tindakan rasialisme kepada tokoh Papua, Natalius Pigai. Bareskrim Polri juga menjemput paksa politikus Hanura itu untuk dilakukan pemeriksaan sebagai tersangka.

"Menaikkan status atas nama AN menjadi tersangka. Tim penyidik Siber Bareskrim Polri menjemput yang bersangkutan dan sekitar pukul 18.30 WIB yang bersangkutan dibawa ke Bareskrim Polri," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam konferensi persnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (26/1).

Baca Juga

Menurut Argo, dalam kasus ini penyidik Bareskrim Polri telah meminta keterangan dari para saksi. Sebanyak lima saksi yang telah diperiksa, termasuk saksi ahli pidana dan juga saksi ahli bahasa. Kemudian dilanjutkan dengan gelar perkara yang dipimpin oleh Karo Wasidik Bareskrim Polri yang diikuti oleh penyidik siber Bareskrim Polri, Irwasum Polri, Divisi Propam, dan juga dari Divisi Hukum Polri. 

Kemudian, lanjut Argo, hasil dari gelar perkara pada Selasa (26/1) penyidik menetapkan Ambroncius sebagai tersangka. Selanjutnya penyidik melakukan pemeriksaan kepada tersangka AN sebagai tersangka yang saat ini sudah berada di Bareskrim Polri. 

Namun Argo, enggan berspekulasi apakah akan dilakukan penahanan terhadap yang bersangkutan atau tidak. Karena menurutnya hal itu adalah wewenang daripada penyidik Bareskrim Polri yang menangani kasus rasialisme tersebut.

Baca juga : Ambroncius Bantah Rasisme, Ini Kata Pegiat HAM

"Untuk masalah penahanan itu adalah wewenang dan subjektifitas penyidik besok akan kami sampaikan karena hari ini masih dalam pemeriksaan satu kali 24 jam," jelas Argo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement