Karena itu diperlukan pemeriksaan secara medis dan diperiksa swab nasofaring dan orofaring dengan real time polymerase chain reaction untuk memastikannya, katanya lagi.
Menurut Jubir yang akrab disapa SAG itu, dari analisis data Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan RI bahwa penderita COVID-19 di Aceh tidak hanya menunjukkan gejala demam, batuk atau pilek. Dari 9.144 positif COVID-19 di Aceh bahwa yang menujukkan gejala batuk 63 persen, pilek 39,1 persen dan gejala lemas 34,1 persen.
Sementara gejala lain yang ditemukan seperti demam sekitar 32,9 persen, riwayat demam 30,6 persen, sakit tenggorokan 30,1 persen, sakit kepala 26,3 persen, sesak nafas 22,4 persen, keram otot 17,1 persen, mual 11,4 persen, sakit perut 8 persen, diare 5 persen, menggigil 0,2 persen dan gejala lainnya sekitar 1,2 persen.
“Gejalanya bukan hanya demam, pilek, dan batuk, melainkan kian beragam karena virus corona itu terus bermutasi,” katanya menjelaskan.
Apabila mengalami gejala penyakit dalam masa pandemi COVID-19 saat ini, sebaiknya langsung berobat dan melakukan isolasi mandiri untuk melindungi keluarga dan kerabat kita dari ancaman virus corona, katanya.
Secara akumulatif kasus COVID-19 di Aceh telah mencapai 9.144 orang diantaranya penderita yang masih dirawat sebanyak 1.017 orang, yang telah sembuh 7.753 orang dan yang 374 orang meninggal dunia.