Kamis 21 Jan 2021 18:22 WIB

Selama PPKM, Angka BOR di Jawa dan Bali Fluktuatif

Tren keterpakaian tempat tidur di RS rujukan Covid-19 fluktuatif selama PPKM.

Rep: Dessy Suciati Putri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta Pemda dan Satgas Covid-19 daerah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 pusat untuk memastikan ketersediaan alat kesehatan jelang akhir tahun.
Foto: Foto: Lukas - Sekretariat Presiden
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta Pemda dan Satgas Covid-19 daerah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 pusat untuk memastikan ketersediaan alat kesehatan jelang akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, selama pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali, tren keterpakaian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan tercatat fluktuatif.

Dari catatan Satgas, hanya Provinsi Jawa Tengah dan juga Bali yang mulai menunjukan perkembangan ke arah lebih baik dengan angka BOR di bawah 70 persen.

“Di mana Jawa Tengah sejak 20 Januari lalu telah berhasil mencapai angka 69,61 persen; sedangkan Bali adalah daerah dengan angka BOR yang selalu di bawah 70 persen,” jelas Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (21/1).

Kendati demikian, Wiku menjelaskan, rumah sakit rujukan di Jawa Tengah dan Bali masih rawan mengalami peningkatan keterpakaian tempat tidur untuk pasien Covid-19. Ia menegaskan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan harus segera ditangani seiring dengan peningkatan drastis jumlah kasus positif akhir-akhir ini.

Lonjakan kasus positif ini tentunya akan mengancam kemampuan fasilitas kesehatan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Ia menjelaskan, rumah sakit dan para tenaga kesehatan tak hanya menangani para pasien Covid-19 namun juga memberikan layanan kesehatan esensial lainnya yang juga memerlukan perawatan intensif, seperti penyakit jantung, kanker, dan juga diabetes.

“Karena itu, kita harus bersatu padu menekan angka penularan untuk mencegah lumpuhnya sistem kesehatan secara keseluruhan baik karena tempat tidur karena sudah terisi penuh ataupun akibat tenaga kesehatan yang sudah kewalahan,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement