Senin 18 Jan 2021 16:28 WIB

JK Ingatkan Kasus Covid Bisa Tembus 1 Juta Akhir Januari

JK berharap penyintas Covid-19 mau sukarela mendonorkan plasma darah untuk pasien.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla.
Foto: PMI
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengingatkan pada akhir Januari jumlah kasus positif di Indonesia akan mencapai 1 juta kasus. JK mengatakan, hal ini terjadi jika penularan virus Covid-19 terus meningkat di atas 10 ribu kasus per hari.

"Apabila kondisi ini berjalan terus di atas 10 ribu maka pada akhir bulan ini bisa tembus 1 juta yang tertular yangg positif," kata JK dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen secara daring, Senin (18/1).

Baca Juga

Karena itu, JK mengingatkan perlunya berbagai upaya untuk menekan angka penyebaran virus Covid-19. Meskipun, proses vaksinasi Covid-19 saat ini telah dimulai, namun upaya lain seperti protokol kesehatan tidak boleh ditinggalkan, termasuk juga bentuk pengobatan melalui terapi plasma darah konvalesen.

Karena itu, ia berharap penyintas Covid-1 mau sukarela menyumbangkan plasma darah untuk pasien Covid-19 dengan gejala berat maupun kritis yang sedang dirawat di rumah sakit.

"Berbagai cara telah kita upayakan, salah satu seperti disampaikan Pak Menko (PMK) adalah plasma konvalesen, yang berasal donor plasma daripada penyintas yang telah selesai dan telah bersyukur," katanya.

Ia pun memastikan dukungan PMI terhadap gerakan nasional donor plasma konvalesen di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini unit donor darah PMI di 31 wilayah mempunyai peralatan untuk mengelola plasma darah.

Karena itu, ia berharap penyintas Covid-19 agar menyumbangkan plasma darahnya untuk membantu sesama dan menekan angka kematian karena Covid-19. Dalam kesempatan itu, ia mencontohkan Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto yang pada saat itu memberikan donor plasma darah konvalesen.

"Ini merupakan rasa syukur telah sembuh, juga bisa menyelamatkan orang untuk sehingga tidak menyebabkan kematian, jadi suatu amal luar biasa, sebagaimana juga Allah meyampaikan semua penyakit ada obatnya, maka salah satu obatnya adalah plasma konvalesen," kata JK.

JK juga memastikan, PMI siap mendukung program donor plasma konvalesen dengan mengerahkan unit donor darah (UDD) di daerah. Terutama yang mempunyai peralatan untuk mengelola plasma tersebut.

"Kita punya 60 alat tersebar di seluruh Indonesia. dan di beberapa RS besar punya ini. PMI siap bekerja sama dan 31 UDD, kita dari 235, punya peralatan lengkap dan keahlian untuk itu. semua yg menangani itu lulusan akademi perawatan darah dan plasma jadi jangan khawatir," ungkapnya.

Pencanangan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen itu juga diresmikan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin secara daring.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, transfusi plasma konvalesen dari penyintas Covid-19 kepada pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis memiliki tingkat efikasi cukup tinggi. Karena itu, Ma'ruf berharap para penyintas Covid-19 mendonorkan plasma konvalesen untuk membantu kesembuhan pasien Covid-19 yang saat ini tengah dirawat di berbagai rumah sakit.

"Hasil penelitian maupun praktik penggunaan plasma konvalesen di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh PMI dan Kementerian Kesehatan, serta beberapa Rumah Sakit utama di Jakarta, Yogyakarta dan Malang juga menunjukkan efikasi yang tinggi, yaitu antara 60 - 90 persen," ujar Ma'ruf dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen secara daring, Senin (18/1).

Ma'ruf menjelaskan, terapi ini menggunakan konsep pemberian plasma dari penyintas Covid-19 yang mengandung antibodi terhadap SARS-Cov-2 kepada penderita Covid-19 agar antibodi ini dapat menetralisasi virus pada pasien tersebut. Selain itu, terapi plasma konvalesen ini sudah diterapkan dalam mengatasi penyakit akibat virus lain yakni ebola dan merupakan terapi yang direkomendasikan WHO pada 2014.

Ia mengatakan, terapi ini juga diterapkan beberapa negara seperti Hong Kong saat terjadi wabah SARS-CoV-2 pada 2003, H1N1 pada 2009-2010, dan MERS-CoV pada 2012. Sementara, terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 sudah dilakukan di China, Argentina dan Amerika Serikat.

"Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Agustus 2020 juga sudah mengizinkan penggunaan plasma konvalesen sebagai salah satu terapi bagi penderita Covid-19," kata Ma'ruf.

photo
Infografis Tim WHO Investigasi Virus Corona di China - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement