Senin 18 Jan 2021 15:59 WIB

Wapres: Praktik Plasma Konvalesen Tunjukkan Efikasi Tinggi

Penyintas Covid-19 didorong mendonorkan plasma konvalesen.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Pasien sembuh COVID-19 melakukan proses pengambilan plasma darah atau plasma konvalesen di Kantor PMI Kota Tangerang, Banten, Kamis (17/12/2020). PMI Kota Tangerang menyediakan plasma konvalesen untuk terapi penyembuhan pasien COVID-19 sekaligus mengajak para penyintas yang sembuh dari COVID-19 untuk mendonorkan plasma darah konvalesen untuk membantu pasien COVID-19 yang masih dalam perawatan.
Foto: Antara/Fauzan
Pasien sembuh COVID-19 melakukan proses pengambilan plasma darah atau plasma konvalesen di Kantor PMI Kota Tangerang, Banten, Kamis (17/12/2020). PMI Kota Tangerang menyediakan plasma konvalesen untuk terapi penyembuhan pasien COVID-19 sekaligus mengajak para penyintas yang sembuh dari COVID-19 untuk mendonorkan plasma darah konvalesen untuk membantu pasien COVID-19 yang masih dalam perawatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan transfusi plasma konvalesen dari penyintas kepada pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis memiliki tingkat efikasi cukup tinggi. Karena itu, Ma'ruf berharap para penyintas Covid-19 mendonorkan plasma konvalesen untuk membantu kesembuhan pasien Covid-19 yang saat ini tengah dirawat di berbagai rumah sakit.

"Hasil penelitian maupun praktik penggunaan plasma konvalesen di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh PMI dan Kementerian Kesehatan, serta beberapa Rumah Sakit utama di Jakarta, Yogyakarta dan Malang juga menunjukkan efikasi yang tinggi, yaitu antara 60 persen sampai 90 persen," ujar Ma'ruf dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen secara daring, Senin (18/1).

Baca Juga

Ma'ruf menjelaskan, terapi ini menggunakan konsep pemberian plasma dari penyintas Covid-19 yang mengandung antibodi terhadap SARS-Cov-2 kepada penderita Covid-19 agar antibodi ini dapat menetralisasi virus pada pasien tersebut. Selain itu, terapi plasma konvalesen ini sudah diterapkan dalam mengatasi penyakit akibat virus lain yakni ebola dan merupakan terapi yang direkomendasikan WHO pada 2014.

Ia mengatakan, terapi ini juga diterapkan beberapa negara seperti Hong Kong saat terjadi wabah SARS-CoV-2 pada 2003, H1N1 pada 2009-2010, dan MERS-CoV pada 2012. Sementara, terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 sudah dilakukan di China, Argentina dan Amerika Serikat.

"Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Agustus 2020 juga sudah mengizinkan penggunaan plasma konvalesen sebagai salah satu terapi bagi penderita Covid-19," kata Ma'ruf.

Karena itu, ia menyambut baik dan mengapresiasi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan beserta jajarannya serta Palang Merah Indonesia mencanangkan gerakan donor darah plasma konvalesen. Sebab, meski memiliki efikasi cukup tinggi, namun, jumlah calon donor penyintas Covid-19 masih kecil saat ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement