Sedangkan untuk korban yang mengungsi, menurutnya, terkonsentrasi di 30 titik di 10 desa. “Terdapat 27.850 orang mengungsi di 25 titik di Majene. Sedangkan di Mamuju tersebar di lima titik pengungsian,” kata Jati.
BNPB mencatat kerugian materil dari dampak gempa, paling parah ada di Majene. Tercatat 1.150 unit rumah warga yang rusak berat, dan satu unit rumah sakit.
Di Mamuju, fasilitas pemerintahan seperti kantor gubernur, dan pelabuhan juga dikatakan mengalami kerusakan, termasuk dua unit rumah sakit. Dikatakan Jati, terkait rumah-rumah warga yang rusak ini, BNPB akan memberikan stimulus perbaikan dengan nominal Rp 25-50 juta.
Sampai saat ini, proses evakuasi, dan perbantuan distribusi logistik masih terus dilakukan. Kepala BNPB Letjen Doni Munardo, pun masih berada di lokasi bencana untuk pemantauan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju, Majene, dan Polewali Mandar, masih terus melakukan penyelamatan korban, bersama TNI-Polri, dan Basarnas. Status tanggap darurat gempa Sulbar, masih berlanjut sampai 28 Januari 2020.