Rabu 13 Jan 2021 05:23 WIB

Daerah Zona Merah Kembali Meningkat

Sebanyak 70 wilayah masuk zona merah tinggi risiko Covid-19.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Warga berjalan di depan mural dengan tema COVID-19 di halaman Balai Kota Depok, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/1/2021). Gubernur Jawa Barat menyatakan Kota Depok dan Kabupaten Karawang berstatus siaga 1 disebabkan selama sebulan berada di zona merah dalam risiko penularan COVID-19.
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Warga berjalan di depan mural dengan tema COVID-19 di halaman Balai Kota Depok, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/1/2021). Gubernur Jawa Barat menyatakan Kota Depok dan Kabupaten Karawang berstatus siaga 1 disebabkan selama sebulan berada di zona merah dalam risiko penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyampaikan, jumlah daerah yang masuk dalam zona merah kembali meningkat pada pekan ini setelah pada pekan sebelumnya mengalami penurunan signifikan. Zona merah mengalami peningkatan dari 54 kabupaten kota menjadi 70 daerah.

“Di minggu ini terjadi perkembangan ke arah yang kurang baik,” kata Wiku di Kantor Presiden, Jakarta.

Baca Juga

Sedangkan daerah dengan zona oranye atau risiko sedang mengalami penurunan dari 388 menjadi 374 kabupaten kota. Begitu juga dengan daerah yang masuk dalam zona kuning dan hijau. Jumlah kabupaten kota dengan risiko rendah pun turun dari 57 menjadi 56 kabupaten kota.

“Yang tidak ada kasus baru turun dari 11 menjadi 10 kabupaten kota,” tambah Wiku.

Wiku menilai, kondisi ini menunjukan perkembangan zonasi daerah yang mengalami pergeseran ke arah yang lebih buruk dengan ditandai peningkatan jumlah daerah di zona merah secara signifikan. Ia menegaskan, kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus menerus.

Karena itu, ia meminta pemimpin daerah di zona merah agar meningkatkan kewaspadaannya. Selain itu, juga perlu dilakukan evaluasi penanganan Covid-19 di wilayah tersebut.

“Saya minta untuk pimpinan daerah dari kabupaten kota yang ada di zona oranye untuk tidak selalu merasa nyaman apabila wilayahnya berada di zona risiko sedang,” ujar Wiku.

Zona risiko sedang bukanlah zona aman dan dapat berpotensi pindah ke zona risiko tinggi jika masyarakat dan pemimpin daerahnya lengah menekan penularan kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement