REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengumpulkan data radar (ADS-B) dari Airnav Indonesia. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, dari terekamnya data hingga pesawat berada di ketinggian 250 kaki, mengindikasikan sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data.
"Dari data ini, kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," kata Soerjanto dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (12/1).
Dia merinci, dari data Airnav Indonesia, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB. Selanjutnya pesawat terbang menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB hingga mencapai ketinggian 10.900 kaki.
"Tercatat pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki," ujat Soerjanto.
Pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC yang jatuh setelah hilang kontak dalam perjalanan Jakarta-Pontianak pada 9 Januari 2020 masuk dalam data pengawasan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pesawat tersebut sebelumnya sempat tidak beroperasi, namun kembali aktif membawa penumpang pada Desember 2020.
“Pada 19 Desember 2020, pesawat mulai beroperasi kembali tanpa penumpang dan pada 22 Desember 2020, pesawat beroperasi kembali dengan penumpang,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto, Senin (11/1) malam.