Senin 11 Jan 2021 23:25 WIB

Upaya Optimal Mencari Puing dan Korban Sriwijaya Air

Kapal perang, robot, simulasi komputer dikerahkan dalam operasi pencarian SJ 182.

Sejumlah penyelam TNI AL menarik puing yang diduga turbin dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke atas KRI Rigel-933 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021). Namun puing yang diduga turbin dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh sebelum dinaikkan ke atas kapal.
Foto:

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merekomendasikan evakuasi dan pencarian pesawat Sriwijaya Air ke arah Timur Tenggara. "Dari hasil simulasi komputer, puing-puing dan potongan jasad akan terbawa arah arus ke Timur Tenggara. Sehingga area evakuasi diarahkan ke daerah tersebut," kata Kepala Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai (BTIPDP) BPPT Widjo Kongko.

Rekomendasi itu didasarkan pada hasil Simulasi Hidrodinamika dan Sebaran Partikel Serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang dilakukan BTIPDP BPPT. Berdasarkan hasil kaji cepat yang diterima dari BPPT, hasil pemodelan hidrodinamika yang telah terkalibrasi menunjukkan arus dominan ke arah Tenggara dengan kecepatan kurang dari 0,2 meter per detik.

Dari hasil pemodelan "particle tracking", arah pergerakan serpihan diperkirakan dominan ke arah timur dan tenggara. Dalam dua hari ke depan sampai dengan 12 Jan 2021, debris diperkirakan ke arah Timur-Tenggara dan berpotensi menuju ke daerah pesisir utara Kabupaten Tangerang.

Untuk pemodelan pergerakan debris yang lebih akurat, Widjo menuturkan dibutuhkan data lapangan berupa posisi dan waktu ditemukannya serpihan dan atau jasad pada saat pencarian atau evakuasi.

BPPT khususnya BTIPDP diberi tugas untuk melaksanakan Kaji Cepat Simulasi Hidrodinamika dan Sebaran Partikel Serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di sekitar kawasan terjadinya kecelakaan. Kajian tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi hidrodinamika, khususnya kondisi kecepatan dan arah arus di sekitar lokasi kejadian beberapa hari ke depan. Di samping itu, kajian juga dapat memperkirakan area pergerakan partikel akibat proses hidrodinamika (arus pasang surut) dan akibat angin di kawasan tersebut.

Besok, Basarnas juga akan memfokuskan kerja SAR pada pencarian korban. "Rencana besok walaupun malam ini masih tetap berlangsung kita fokus melaksanakan evakuasi dan pencarian korban, dan tentunya secara simultan diikuti oleh pencarian material dan lainnya," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito di dermaga JICT II Tanjung Priok.

Ia mengemukakan evakuasi dan pencarian dengan tiga teori, yakni dengan melakukan pencarian di atas permukaan laut. Kemudian, lanjut dia, dengan melakukan penyelaman, dan penyisiran maupun pemanfaatan alat deteksi sonar yang dimiliki kapal.

Ia berharap operasi SAR dapat berjalan lancar sehingga memudahkan tim SAR gabungan melakukan evakuasi dan pencarian korban. "Semoga operasi SAR tetap berjalan dengan lancar dan segera dapat kita menyelesaikannya," ucapnya.

Upaya pencarian penumpang dan kru Sriwijaya Air hingga saat ini sudah berujung pada temuan 45 kantong jenazah. Kantong berisi bagian tubuh dari hasil pencarian hingga Senin malam.

Di hari sebelumnya, tim SAR (search and rescue) gabungan Basarnas, TNI-Polri, dan sejumlah relawan lainnya telah mengumpulkan 18 kantong jenazah dari perairan Kepulauan Seribu. "Hari ini kita dapatkan 27 kantong jenazah yang berisi bagian tubuh manusia. Sehingga total hari ini yang sudah kita dapatkan berjumlah 45 kantong jenazah," ujar Kabasarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito di dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta, Senin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement