REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rahayu Subekti, Antara
Dua hari setelah pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak upaya pencarian terus dilakukan. Termasuk menyiapkan sejumlah armada kapal perang untuk mengoptimalkan pencarian puing dan korban jatuhnya Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu.
Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan pihaknya tengah menyiapkan KRI Teluk Mentawai-959 untuk menderek puing-puing besar pesawat Sriwijaya Air SJ182. "Puing yang tidak bisa diangkat manual oleh penyelam, bisa menggunakan KRI Teluk Mentawai," kata Rasyid dari KRI Rigel-933 di Perairan Pulau Laki, Senin (11/1).
Rasyid menjelaskan penyiapan kapal perang itu sesuai perintah panglima TNI, untuk memudahkan evakuasi puing pesawat. Selama pencarian, para penyelam menggunakan balon untuk menaikkan puing yang cukup besar ke atas permukaan air.
"Jika ada puing yang tidak bisa menggunakan balon, maka bisa menggunakan kapal derek," jelas Rasyid.
KRI Teluk Mentawai-959 merupakan kapal angkut logistik berbentuk kargo dengan bobot mati 1.350 ton, mempunyai tugas pokok sebagai kapal angkut logistik dalam tugasnya sebagai unsur pendukung angkutan laut militer. Selain, KRI Teluk Mentawai-959 terdapat pula 11 kapal perang yang mendukung operasi kemanusiaan pencarian puing dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Kapal perang itu yakni KRI itu yakni KRI Teluk Gilimanuk, KRI Tjiptadi, KRI Parang, KRI Kurau, KRI Cucut, KRI Rigel, KRI Jhon Lie, KRI RE Martadinata, KRI Ngurah Rai, KRI Malahayati dan KRI Leuser.
Hari ini Tim SAR TNI Angkatan Laut berhasil mengumpulkan empat kantong puing dan serpihan pesawat Sriwijaya Air. Abdul Rasyid menjelaskan puing dan serpihan itu berhasil dikumpulkan penyelam hingga pukul 17.00 WIB.
"Penyelaman saya hentikan dan dilanjutkan besok pukul 07.00 WIB," kata Rasyid.
Rasyid menjelaskan empat kantong hasil pencarian hari kedua itu berisi puing pesawat berbagai ukuran, jaket keselamatan hingga pakaian dan perlengkapan milik penumpang pesawat.
Empat kantong itu kemudian dikirimkan ke posko Basarnas di JICT II Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selain itu, pada hari pertama pencarian, Ahad (10/1), beberapa kapal perang telah membawa puing dan kantong jenazah ke JICT II di Tanjung Priok. Totalnya sekitar lima kali pengantaran dari Perairan Pulau Laki ke JICT.
Rasyid menjelaskan tim penyelam yang bertugas yakni 14 orang dari Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Mainir, 13 orang dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska), 17 orang dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada dan 13 orang dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
Selain pengumpulan puing pesawat, hari kedua pencarian SAR TNI AL juga melakukan uji coba penggunaan robot Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk mencari kotak hitam pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Hari ini sejumlah serpihan termasuk potongan tubuh korban dari penumpang dan kru Sriwijaya Air ditemukan. Kotak hitam namun masih belum diperoleh.
KNKT terus memaksimalkan pencarian kotak hitam. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, penambahan kapal untuk mencari kotak hitam akan dilakukan.
“Besok kita akan merencanakan untuk memberangkatkan kapal Baruna Jaya IV yang ada peralatan tambahan untuk menemukan kotak hitam,” kata Soerjanto dalam konferensi pers di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta.
Soerjanto menuturkan pencarian kotak hitam masih terus dilakukan setelah mempersempit area di sekitar sinyal yang ditemukan. Soerjanto mengharapkan doa agar pencarian kontak hitam segera ditemukan.