REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kapten Didik Gunardi, pilot NAM Air, anak maskapai Sriwijaya Air menjadi salah satu penumpang pesawat nahas yang jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) lalu. Dia hendak bertolak ke Pontianak, Kalimantan Barat, untuk menerbangkan pesawat NAM Air keesokan harinya yakni Ahad (10/1) pagi.
Kakak kandung Kapten Didik, Inda Gunawan (57) mengatakan, pada Rabu, adik bungsunya itu sempat melakukan video call dengan kakaknya yang tinggal di kampung halaman di Pekalongan, Jawa Tengah.
Dalam video call yang terakhir kalinya itu, Kapten Didik menyampaikan agar sang ayah berkunjung ke kediamannya di Kota Bekasi."Hari rabu itu si Didik ini melakukan video call ke kakaknya di Pekalongan namanya kak diah. Dia bilang mbak tolong besok-besok bapak (orangtuanya) dibawa ke sini (Bekasi). Di kampung yang masih ada cuma bapak, karena ibu sudah enggak ada," jelas dia.
Adapun, saat berangkat pada Sabtu (9/1) pagi, dia berangkat dari rumahnya di Bekasi dijemput pakai mobil perusahaan dan dibawa ke bandara."Dia berangkat ke Pontianak beserta 5 crew lainnya maskapai Nam Air satu FO, empat awak kabin pramugari harusnya berangkat minggu pagi dari Pontianak ke Surabaya atau Solo bawa NAM Air," terangnya.
Kapten Didik pergi meninggalkan lima anak. Anak pertamanya, lulusan Fakultas Kedokteran UI, umurnya 23 tahun. "Paling besar sudah bekerja di RS Salemba, jurusan kuliahnya kedokteran usia 23 perempuan, yang kedua semester lima fakultas hukum, nomor 3 kelas satu SMP, nomor 4 TK yang terakhir usia 2,5 tahun," terangnya.