Selasa 02 Mar 2021 16:45 WIB

Tiga dari 62 Penumpang SJ 182 Belum Teridentifikasi

TIM DVI Polri menghentikan proses identifikasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Rep: Ali Mansur/ Red: Yudha Manggala P Putra
Orang tua dari korban pramugara pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Okky Bisma berjalan menuju tempat penyerahan data ante mortem di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Rabu (13/1). Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri telah mengidentifikasi empat korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 salah satunya jenazah Okky Bisma dan telah menerima 137 kantong jenazah serta 112 sampel DNA. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Orang tua dari korban pramugara pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Okky Bisma berjalan menuju tempat penyerahan data ante mortem di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Rabu (13/1). Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri telah mengidentifikasi empat korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 salah satunya jenazah Okky Bisma dan telah menerima 137 kantong jenazah serta 112 sampel DNA. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri resmi menutup proses identifikasi terhadap korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) lalu. Catatan terakhir tim DVI dari 62 penumpang ada tiga korban penumpang belum teridentifikasi.

"Pada hari ini Selasa 2 Maret 2021 pukul 13.50 WIB operasi SJ 182 secara resmi dinyatakan ditutup," ujar Rusdianto saat konferensi pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (2/3).

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Pol Rusdianto mengatakan ketiga korban yang belum teridentifikasi adalah Panca Widya (46 tahun) berjenis kelamin perempuan, Dania (2 tahun) berjenis kelamin perempuan, dan terakhir bayi laki-laki berusia 7 bulan bernama Artana.

Menurutnya hingga akhir operasi ini, dari seluruh jenazah dikumpulkan belum ada kecocokan dengan sampel ketiga korban. "Bila ada perkembangan lebih lanjut akan kita informasikan kembali," ungkap Rusdiantono.

Operasi Tim DVI untuk SJ-182 ditutup setelah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh sampel yang ditemukan. Rinciannya, 744 sampel yang terdiri dari 174 sampel antemortem dan 570 sampel posmortem. Sejak beroperasi hingga ditutup telah datang 111 orang pelapor dan pada korban orang hilang atau korban sebanyak 62 orang.

"Adapun 62 orang tersebut terdiri atas 6 kru dan 56 penumpang terdiri dari 46 penumpang dewasa, masing-masing 20 laki-laki dan 26 perempuan, kemudian 7 anak, masing-masing 1 anak laki-laki dan enam anak perempuan, serta tiga bayi, masing-masing dua bayi laki-laki dan satu bayi dua perempuan," jelasnya.

Seluruh body bag dan properti yang diterima dari TKP sudah diperiksa oleh tim DVI posmortem. Adapun data antemortem yang dikumpulkan tim oleh tim DVI meliputi data gigi medis sidik jari properti serta pengambilan sampel DNA pembanding. Kemudian sampel DNA pembanding yang diambil oleh keluarga maupun barang pribadi korban sebanyak 172 sampel, seluruhnya telah dilakukan pemeriksaan

Kemudian, kata Rusdianto, data gigi kru dan penumpang yang didapat dari balai kesehatan penerbangan Kemenhub maupun yang didapat dari keluarga telah selesai dianalisis. Info data korban diperoleh dari keluarga dekat maupun instansi tempat bekerja dapat melengkapi data yang diperlukan sebagai pembanding dan dapat menjadi salah satu dasar untuk mengidentifikasi.

"Telah dilaksanakan sidang rekonsiliasi sebanyak 15 kali dan berhasil mengidentifikasi jenazah sejumlah 59 jenazah terdiri dari 30 laki-laki dan 29 perempuan dengan presentase 95,2 persen," tutur Rusdianto.

Sriwijaya Air SJ 182  jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 14.40 WIB. Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak beberapa menit setelah lepas landas. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca. Pesawat jenis Boeing 737-500 tersebut diproduksi tahun 1994.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement