REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan membeberkan data terkini terkait penyebaran Covid-19 di Ibu Kota. Dia juga memaparkan gambaran penanganan pandemi Covid-19 ke depan.
"Mengendalikan wabah harus kita kerjakan sama-sama. Dna ketika kita mengerjakan, kita semua harus tahu sebenarnya situasinya seperti apa?" ucap Anies di dampingi Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria dalam konferensi pers di Balai Kota DKI secara virtual, Sabtu (9/1).
Menurut Anies, semua pihak harus sama-sama paham kondisi ketika mengambil langkah menangani pandemi Covid-19. Sehingga ketika semua langkah dijalankan, sambung dia, pemerintah tahu persis apa yang dicapai. "Insya Allah nanti kita akan bisa capai bersama-sama," kata Anies.
Anies mengungkapkan, kondisi Covid-19 di Jakarta merujuk data pada Kamis (7/1). Dia menyebut, data testing mencapai 13.121 orang. Adapun jumlah tes usap selama sepekan mencapai 93.051 orang. "13 ribu ini dari porsi seluruh Indonesia, seluruh Indonesia dilakukan testing 44 ribu (orang), jadi yang diselenggarakan di Jakarta ada 29 persen dari keseluruhan testing (di Indonesia)," kata Anies.
Dia melanjutkan, untuk jumlah orang dites selema sepekan, minimal yang diwajibkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 1.000 tes per satu juta penduduk. Sehingga untuk Jakarta, targetnya adalah 10.600 tes per orang selama sepekan.
"Nah kita di Jakarta melakukan 93 ribu (testing), kita sembilan kali lipat dari yang diharuskan oleh WHO," ucap mantan rektor Universitas Paramadina tersebut.
Anies menambahkan, persentase kasus positif Covid-19 di angka 13,3 persen. Anies mengakui, baiknya angka positif Covid-19 di bawah 10 persen dan idealnya di bawah lima persen. Sementara Jakarta dalam sepekan terakhir di angka 13,3 persen.
"Adapun total, kalau kita lihat positiviy rate kita adalah 8,9 persen. Jadi itu adalah kondisi testing kita," kata Anies.