Kendati demikian, ia telah meminta para kepala sekolah untuk mengecek ulang kesiapan sarana dan prasarana terkait protokol kesehatan yang sudah tersedia. Hal itu untuk memastikan kesiapan di sekolah telah benar-benar matang.
"Kami ingin tetap memastikan KBM tatap muka aman dan nyaman," kata dia.
Menurut dia, jika nantinya KBM tatap muka di sekolah akhirnya diperbolehkan, sistemnya akan sangat ketat. Artinya, jumlah siswa yang datang ke sekolah akan dibatasi. Selain itu, ketika ada satu kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di satu desa, maka sekolah di desa itu ditutup semua.
"Kalau KBM tatap muka lebih banyak mudaratnya, kita akan lakukan belajar di rumah. Intinya saya harus lihat hasil swab dulu. Kalau sudah ada, kita bisa putuskan," kata dia.
Agus menegaskan, pihaknya akan mengutamakan keselamatan anak-anak dalam pembelajaran. Menurut dia, KBM tatap muka bukanlah pilihan satu-satunya. "Yang penting siswa bisa belajar aman dan nyaman," kata dia.