Ahad 03 Jan 2021 13:41 WIB

Sampah Plastik Desa Bangun, Jadi Sandaran Hidup dan Ancaman

Warga Desa Bangun mengolah sampah dari Amerika dan Eropa.

 Pekerja membersihkan tumpukan puing dan sampah plastik. ilustrasi
Foto:

Sumber rezeki

Rebin menceritakan, awal mula menerima sampah plastik dari pabrik kertas, hampir seluruh warga Desa Bangun menekuni usaha pemilahan sampah ini. Hampir di setiap halaman atau pekarangan rumah warga, terdapat gunungan sampah plastik yang siap dipilah.

Bagi Rebin, memilah sampah ibarat mengerjakan perusahaan milik pribadi, yang kapan pun ia mau dapat dikerjakan. Hal yang menyenangkan saat bekerja memilah sampah plastik adalah ketika menemukan sesuatu yang berharga.

Warga Desa Bangun sering kali menemukan mata uang asing di antara tumpukan sampah. Bahkan ada juga yang mengaku menemukan logam mulia atau emas serta perak.

"Sering kali dapat mata uang asing, euro atau dolar. Saya pernah menemukan 7 lembar uang 50 euro. Ada juga tetangga yang menemukan dolar, dan akhirnya bisa dipakai untuk naik haji. Minimal waktu itu bisa menemukan uang 100 ribu rupiah di tempat sampah setiap harinya,” kata Rebin.

Meski setiap hari harus berjibaku dengan sampah yang identik dengan barang kotor dan tempat penyakit, Rebin mantap menekuni usaha ini untuk menghidupi keluarganya. Dari kegiatan memilah sampah ini, Rebin mengaku mampu membiayai sekolah ketiga anak dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Bahkan dari sampah itu pula, ia dapat menabung dan membeli kendaraan pengangkut sampah.

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement