Selasa 29 Dec 2020 14:39 WIB

Menkes: 507 Nakes Wafat pada Masa Pandemi Covid-19

Pemerintah akan memprioritaskan vaksin Covid-19 untuk tenaga kesehatan.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Petugas mengantar salah seorang nakes terkonfirmasi positif Covid-19 untuk dirujuk ke Jakarta menggunakan pesawat di Bandara Wiriadinata, Kota Tasikmalaya, Senin (14/12). Pada masa pandemi, ratusan tenaga kesehatan ikut menjadi korban Covid-19. (ilustrasi)
Foto: dok. Istimewa
Petugas mengantar salah seorang nakes terkonfirmasi positif Covid-19 untuk dirujuk ke Jakarta menggunakan pesawat di Bandara Wiriadinata, Kota Tasikmalaya, Senin (14/12). Pada masa pandemi, ratusan tenaga kesehatan ikut menjadi korban Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, sebanyak 507 tenaga kesehatan dilaporkan telah meninggal dunia selama masa pandemi Covid-19. Ia pun menyampaikan rasa duka citanya terhadap para keluarga yang ditinggalkan.

“Sudah ada 507 tenaga kerja kesehatan yang wafat di masa pandemi Covid-19,” ujar Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/12).

Baca Juga

Budi mengatakan, para tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam melawan pandemi Covid-19 yang saat ini masih belum berakhir. Karena itu, pemerintah pun memastikan akan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi para tenaga kerja kesehatan di Indonesia.

“Kami akan memastikan bahwa pemerintah melakukan segala sesuatu yang bisa kita perbuat untuk memastikan agar ke depan perlindungan bagi tenaga kerja kesehatan bisa lebih baik,” ucapnya.

Salah satu bentuk perlindungan yang akan diberikan pemerintah yakni prioritas vaksinasi untuk para tenaga kesehatan. Budi menyebut, terdapat 1,3 juta tenaga kesehatan di 34 provinsi yang akan divaksinasi pertama. Ia menyebut, di semua negara, vaksinasi juga dilakukan pertama kali untuk tenaga kesehatan.

“Mengapa? Sekali lagi mereka adalah garda terdepan, orang-orang terpenting di masa pandemi krisis Covid-19. Apa yang kita lakukan pertama kali, konsisten dengan apa yang dilakukan di Inggris, di AS, di semua negara bahwa tenaga kesehumatan merupakan prioritas pertama yang akan divaksinasi,” jelasnya.

Menurut Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban, jika nakes di Indonesia beberapa waktu lalu bisa menangani kasus Covid-19, kini tambahan pasien Covid-19 masih bisa ditangani namun dengan persyaratan.

"Yaitu selama fasilitas kesehatannya ditambah, tenaga kesehatannya ditambah. Jadi, tidak mungkin tidak menambah rumah sakit rujukan Covid-19, bed ICU, ventilator, dan tenaga kesehatannya diantaranya perawat, dokter," katanya saat dihubungi Republika, Senin (28/12).

Artinya, dia melanjutkan, sistem tatalaksana ini harus ditambah dan tidak hanya berlaku sekarang. Menurutnya, penambahan fasilitas kesehatan, sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan juga dibutuhkan sebulan ke depan hingga beberapa waktu mendatang.

"Kenapa kok begitu? Mau tidak mau, senang tidak senang, kita (Indonesia) harus menyiapkan fasilitas kesehatan beserta nakes, beserta obat, ventilator, dan yang lainnya," ujarnya.

Perawat Nasional Indonesia (PPNI) juga berharap pemerintah menambah nakes perawat yang telah dilatih untuk ikut menangani pasien Covid-19.

"Saya kira pasti beban perawat kini tinggi sekali. Lama-lama kewalahan juga," kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah saat dihubungi Republika, Senin (28/12).

photo
Tenaga Kesehatan Wafat Terus Bertambah - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement