REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spirit akhlak yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, ternyata masuk ke dalam sendi-sendi dasar negara Republik Indonesia (RI). Pendiri Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab (HRS), mengatakan, dasar RI yang dikenal masyarakat adalah Pancasila. HRS mengatakan hal itu saat acara 'Dialog Nasional 100 Ulama dan Tokoh Bersama Imam Besar Al Habib Muhammad Rizieq Shihab' yang disiarkan akun channel Youtube Front TV pada Rabu (2/12).
"Ternyata Pancasila itu kalau kita pelajari, dari sila pertama sampai kelima, isinya itu justru spirit akhlak. Pertama bicara tentang Ketuhanan yang Mahaesa. Ketuhanan ini memberikan satu motivasi kepada seluruh bangsa Indonesia bagaimana dalam melaksanakan kehidupan berbangsa, dan bernegara wajib menjunjung tinggi norma-norma luhur Ketuhanan yang Mahaesa, ini spirit akhlak yang luar biasa. Jadi dalam Pancasila itu sendiri sebetulnya spirit akhlak sudah ada," kata HRS.
Dia menuturkan, begitu juga sila kedua berbunyi, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Menurut HRS, bicara kemanusiaan dan keadilan maka jelas ada akhlak yang luar biasa tingginya di dalam sila tersebut.
"Jadi sila kedua ini akhlak yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Sehingga bangsa Indonesia mulai pejabat, wakil rakyat, kiai, santri, dan elemen masharakat harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, harus menjunjung tingi nilai adab, yang itu nilai akhlak. Subhanallah," kata HRS.
Karena itu, HRS berpendapat, tidak salah kalau dianggap Pancasila itu warisan ulama. Dia pun meminta kepada pihak-pihak tertentu untuk tidak lagi membenturkan Pancasila dengan ajaran Islam.
"Bahkan Pancasila itu menjadi konsensus nasioanal antara pendiri bangsa Indonesia dari semua agama. Jadi saat rumusan Pancasila, ada kelompok Islam, ada kelompok nasionalis, non-Muslim, lengkap. Saya pikir ini konsensus nasional yang berdiri di atas dasar akhlak mulia," ucap HRS.
Dia melanjutkan, sila ketiga berkaitan dengan Persatuan Indonesia. Dia menjelaskan, persatuan itu mengandung nilai akhlak. "Hanya orang yang tidak berakhlah yang tak ingin bersatu. Spirit akhlak itu sudah masuk," ucap HRS.
Pun dengan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dia menegaskan, sila itu juga memuat ajaran akhlak.
"Kerakyatan yang dipimpin itu menunjukkan rakyat dituntun untuk patuh kepada pimpinan, ini akhlak," ujar HRS yang di berbagai kesempatan mengajak masyarakat untuk melaksanakan Revolusi Akhlak. Pun dengan sila kelima juga mengandung ajaran akhlak, sehingga harus diamalkan.