REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Indonesia masih terjadi dan banyak penderitanya meninggal dunia. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengibaratkan Covid-19 sebagai malaikat pencabut nyawa bagi penderitanya yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) dan lanjut usia (lansia).
Menurut Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo, Covid-19 ini adalah ancaman penyakit yang sangat berbahaya. Sebab, dapat menimbulkan kematian bagi kelompok rentan yaitu lanjut usia (lansia) dan orang yang memiliki penyakit penyerta yaitu tekanan darah tinggi, kencing manis, jantung, hingga penyakit paru.
"Apabila mereka terpapar Covid-19 maka risikonya sangat tinggi, angka kematian bagi kelompok rentan ini 80-85 persen. Covid-19 ibaratnya malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan karena korban jiwanya kini mencapai jutaan orang," ujarnya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema "Peluncuran Pedoman Perubahan Perilaku Protokol Kesehatan 3M dalam 77 Bahasa Daerah", Selasa (1/12).
Ia menyebutkan sedikitnya 1,5 juta jiwa di dunia meninggal dunia akibat Covid-19. Sedangkan di Indonesia, ia menyebutkan penderita Covid-19 yang gugur termasuk dokter mencapai lebih dari 16 ribu orang.
Oleh karena itu, ia meminta semua orang mematuhi protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Bahkan, dia melanjutkan, ketika vaksin Covid-19 ditemukan dan diberikan tidak semerta-merta membuat individu kemudian bebas tidak menerapkan protokol kesehatan. Sebab, ia menegaskan vaksin tidak menghentikan Covid-19.
"Covid-19 akan terus ada sepanjang waktu, sampai kapan?hanya Tuhan YME yang tahu. Belum ada satupun ahli di dunia ini yang bisa memprediksi kapan Covid-19 akan berakhir," katanya.
Oleh karena itu, ia kembali mengingatkan supaya masyarakat selalu patuh pada protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan dilarang berkerumun. Artinya, dia melanjutkan, kemungkinan seseorang terpapar Covid-19 harus dicegah dan mereka yang bisa melakukannya adalah pahlawan. Sebab, mereka telah menyelamatkan lebih banyak jiwa manusia.
Doni juga meminta masyarakat bisa mengajak dua orang terdekatnya untuk mematuhi protokol kesehatan. Ia menegaskan, upaya ini harus terus dilakukan karena banyak orang terinfeksi virus tanpa gejala yang berisiko tinggi dapat menulari orang-orang di sekitarnya. "Kita perlu serius melakukan berbagai langkah pencegahan," katanya.
Jika upaya pencegahan dirasa gagal, ia meminta masyarakat jangan kehabisan akal, kehabisan ide atau kehabisan kreativitas. Langkah mitigasi bisa dilakukan dalam rangka mencegah semakin banyaknya pihak yang terpapar.
Doni meminta semua pihak bergotong royong atau berkolaborasi pentahelix komunitas. Selain itu, pihaknya juga meminta masyarakat sabar dalam menghadapi Covid-19, termasuk meningkatkan imunitas tubuh dengan cara istirahat yang cukup, tidur yang cukup minimal enam jam, olahraga yang teratur termasuk konsumsi makanan bergizi dan juga minum vitamin.
"Kemudian jangan panik, hati gembira, dan memberikan semangat mampu mengalahkan pandemi," katanya.