Selasa 01 Dec 2020 19:58 WIB

Masyarakat Belum Disiplin, Penularan Covid-19 Masih Terjadi

Disiplin menerapkan 3M sebagai upaya promosi kesehatan harus menjadi hal utama.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Hiru Muhammad
Seorang pengurus RW menyemprotkan cairan disinfektan di sebuah ruangan isolasi mandiri di Baros, Cimahi, Jawa Barat, Ahad (29/11/2020). Akibat penuhnya ruang isolasi bagi pasien yang terduga terinfeksi COVID-19 di berbagai rumah sakit di Bandung Raya, pengurus RW 05 Kelurahan Baros berinisiatif untuk mengubah sebuah ruangan menjadi ruang isolasi mandiri secara swadaya guna mengantisipasi penularan COVID-19.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Seorang pengurus RW menyemprotkan cairan disinfektan di sebuah ruangan isolasi mandiri di Baros, Cimahi, Jawa Barat, Ahad (29/11/2020). Akibat penuhnya ruang isolasi bagi pasien yang terduga terinfeksi COVID-19 di berbagai rumah sakit di Bandung Raya, pengurus RW 05 Kelurahan Baros berinisiatif untuk mengubah sebuah ruangan menjadi ruang isolasi mandiri secara swadaya guna mengantisipasi penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan menilai penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) masih terjadi di Indonesia karena masyarakat belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Padahal, gerakan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, dan menjaga jarak harus menjadi upaya promosi kesehatan.

Menurut Ede, jika masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan dan tidak ada penularan baru dalam 14 hari orang yang terinfeksi virus ini, maka kasus baru Covid-19 bisa dihentikan. "Namun, karena kita belum disiplin mengakibatkan penularan virus masih berjalan," katanya saat mengisi konferensi virtual FMB9 Bertema Hancurkan Covid-19 dengan Vaksin, Disiplin 3M, dan Hidup Sehat, Selasa (1/12).

Padahal, dia melanjutkan, disiplin menerapkan 3M sebagai upaya promosi kesehatan harus menjadi hal utama. Ia meminta masyarakat harus selalu hidup lebih bersih dengan lebih sering mencuci tangan. Artinya, kalau dahulu bisa masyarakat mencuci tangan ketika akan makan, sehabis dari toilet, atau setelah membersihkan anak dari kotoran namun kini berbeda. Sekarang, ia meminta mencuci tangan harus dilakukan setelah menyentuh benda apapun.

"Jangan menyentuh mulut, mata, dan hidung. Kalau mau menyentuhnya, pastikan tangan kita sudah bersih setelah mencucinya dengan sabun atau hand sanitizer," ujarnya. 

Selain itu, ia meminta masyarakat menjaga jarak. Sebab, Covid-19 ada di hidung atau mulut orang yang terinfeksi virus ini dan ketika bersin atau batuk kemudian cairan droplet terbang maka bisa mengenai orang didekatnya. Namun, ketika orang yang terinfeksi Covid-19 memakai masker wajah maka ketika bersin maka virus corona akan tertahan. Sebaliknya, masker juga membuat virus tertahan di lapisan luar sehingga tidak menular ke orang di sekitarnya."Artinya disiplin menjadi perlindungan utama," katanya.

Kemudian, dia berharap kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan ini tidak berhenti dilakukan meski rantai penularan virus diputus."Dalam arti kalau pandemi berakhir, kita tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, yang tidak boleh hilang adalah mencuci tangannya," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement