REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat dibangun untuk membangkitkan kemajuan ekonomi di Indonesia. Salah satunya untuk memaksimalkan kegiatan ekspor dari Indonesia.
“Kita memang memiliki Tanjung Priok tapi kita ingin lebih besar ekspornya (dengan adanya Pelabuhan Patimban),” kata Budi dalam acara seremonial uji coba bongkar muat terminal kendaraan Pelabuhan Patimban yang disiarkan secara virtual, Senin (30/11).
Untuk itu, Budi menegaskan, yang akan dilakukan di Pelabuhan Patimban agar barang-barang ekspor dari Indonesia lancar. Begitupun juga dengan distribusi barang impor. “Oleh karenanya, kolaborasi Tanjung Priok dan Pelabuhan Patimban menjadi keharusan. Memang bukan merupakan pekerjaan yang mudah tapi kita yakin bisa dilaksanakan,” ungkap Budi.
Budi menegaskan, pembangunan Pelabuhan Patimban bukan proyek jangka pendek. Dia menuturkan, pembangunan pelabuhan tersebut merupakan proyek jangka panjang hingga 2027. “Di mana pada saat itu (2027) Patimban sama besarnya dengan Tanjung Priok (saat ini) kurang lebih memiliki kapasitas hingga tujuh juta TEUS,” tutur Budi.
Dengan adanya kesibukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Patimban, Budi menilai akan banyak tenaga kerja yang memiliki dampak positif. Bahkan, kata Budi, Kemenhub berencana membangun sekolah di Pelabuhan Patimban.
“Kami ingin membangun sekolah di sana agar penduduk Subang dan Jawa Barat juga menjadi orang-orang yang cakap dalam dunia pelabuhan,” ungkap Budi.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menyelesaikan pembangunan jalan akses ke Pelabuhan Patimban sepanjang 8,2 kilometer. “Saat ini pekerjaan jalan akses ke Patimban konstruksinya telah selesai dan siap dioperasikan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam pernyataan tertulisnya, Senin (9/11).
Basuki mengatakan, proyek pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban merupakan tindak lanjut pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Perdana Menteri Jepang periode 2007-2008 Yasuo Fukuda selaku Ketua Asosiasi Jepang-Indonesia pada beberapa waktu lalu. Basuki menuturkan, jalan tersebut merupakan wujud dari kerja sama bilateral Indonesia-Jepang dengan skema pinjaman senilai Rp 1,2 triliun.
Pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban tersebut dilaksanakan dengan pola Kerja Sama Operasi (KSO). “Jalan akses ini dibangun dengan KSO Shimizu Corporation dengan PT PP dan PT Bangun Cipta Kontraktor dibawah tanggung jawab Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta - Jawa Barat,” jelas Basuki.
Basuki memastikan, Kementerian PUPR juga tengah mempersiapkan pembangunan akses jalan tol ke Pelabuhan Patimban sepanjang 37,05 kilometer. Tol tersebut akan menghubungkan ruas tol Cikampek-Palimanan (Cipali) kilometer 89+475 dengan ruas Pantura.
Akses Tol Pelabuhan Patimban ini diprakarsai oleh konsorsium antara PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan kepemilikan sebesar 50 persen, PT Surya Semesta Internusa 25 ersen, PT Daya Mulia Turangga 10 persen, dan PT Jasa Sarana 10 persen dengan nilai investasi sebesar Rp 7,5 triliun. “Jalan Tol akses Pelabuhan Patimban tersebut rencana konstruksinya akan dimulai pada Januari 2022 dan ditargetkan akan beroperasi pada 2024,” ungkap Basuki.