REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum KPK Busyro Muqoddas mengatakan salut atas dedikasi petugas KPK 'kalangan bawah' yang telah berani melakukan operasi tangkap tangan kepada Menteri Kelautan Edhy Prabowo. Apa yang dilakukannya jelas memberi pesan kepada birokrasi bahwa mereka akan terus dipandtu dan terkena tindakan bila melakukan tindakan 'moral hazard'.
''Teman-teman itu berdedikasi sekali. Memang berita OTT terhadap menteri kelautan mengejutkan sekali. Namun dalam arti positifnya, tindakan Novel Baswedan CS kini memberi pesan bahwa birokrasi jangan keras kepala terus menerus. Masih banyak orang 'KPK di bawah' siap bertindak bila mereka melakukan penyelewengan,'' kata Busyro dalam perbincangan via telepon dengan Republika.co.id, Rabu pagi (25/11).
Menurut Busyro, melihat kejadian ini maka ke depan berbagai kasus 'korupsi besar' yang lain seperti soal Harun Masiku, BLBI, Djoko Tjandra, Reklamasi Teluk Jakarta, serahkan saja ke mereka untuk mengusutnya.
''Saya kira mereka siap melakukannya untuk melindungi negara dari tindakan anti Pancasila serta menyengsarakan rakyat kecil. Kasus Lobster misalnya ini kan merugikan rakyat kecil, yakni nelayan yang harus dilindungi,'' katanya.
Menjawab pertanyaan mengenai di mana lokasi menteri kelautan itu ditangkap, Busyro mengatakan dari konfirmasinya adalah dilakukan bersamaan ketika dia pulang dari Amerika Serikat.
"Kalau ada yang bertanya apakah di Bandara, saya jawab tak tahu persis. Tapi ini masuk akal sebab mosok pulang dari Amerika saat ini kok di Pelabuhan Tanjung Priok.Tapi untuk jelasnya, kita tunggu saja keterangan resmi dari KPK setelah 24 jam nanti,'' tegasnya.