Jumat 06 Nov 2020 12:57 WIB

Massa Demo Lagi, Jalan di Sekitar Kedubes Prancis Dialihkan

Presiden Prancis Emmanuel Macron dianggap menghina agama Islam dan Nabi Muhammad SAW.

Rep: Antara/Febryan A/ Red: Erik Purnama Putra
Massa menggelar demonstrasi untuk mengecam Presiden Prancis Emanuel Macron di Simpang Sarinah, Jakarta Pusat, sekitar 200 meter dari gedung Kedutaan Besar Prancis, pada Senin (2/11) siang.
Foto: Republika/Febryan. A
Massa menggelar demonstrasi untuk mengecam Presiden Prancis Emanuel Macron di Simpang Sarinah, Jakarta Pusat, sekitar 200 meter dari gedung Kedutaan Besar Prancis, pada Senin (2/11) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Kepolisian Sektor Metro (Polsektro) Menteng menyiapkan rekayasa lalu lintas di sekitar kawasan Kedutaan Besar Prancis, Jakarta Pusat, Jumat (6/11), imbas adanya rencana aksi massa yang ditujukan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina agama Islam dan Nabi Muhammad SAW.

Hal itu lantaran kartun Nani Muhammad SAW ditampilkan di gedung pemerintahan Prancis. "Benar ada aksi lagi nanti di depan Kedubes Prancis selesai sholat Jumat. Kita sudah antisipasi menyiapkan rekayasa lalu lintas di sekitar kawasan itu agar tetap kondusif," kata Kanit Reskrim Polsektro Menteng, Kompol Gozali Luhulima saat dihubungi, Jumat.

Ada pun pengalihan arus lalu lintas di kawasan Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis adalah sebagai berikut:

1. Jalan Sunda yang mengarah ke Jalan MH Thamrin ditutup dialihkan ke Jalan Agus Salim.

2. Jalan Timor yang mengarah ke Jalan MH Thamrin ditutup.

3. Jalan MH Thamrin mengarah ke Bundaran HI ditutup situasional jika massa memenuhi badan jalan.

Meski disiapkan pengalihan arus lalu lintas namun hal itu diterapkan situasional mengikuti kondisi dan eskalasi di lapangan. Pada pekan ini, demo di depan Kedubes Prancis merupakan yang ketiga kalinya, setelah Senin (2/11) dan Rabu (4/11) massa juga turun ke jalan.

Pada Rabu, belasan massa aksi dari Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) menggelar demonstrasi mengecam Presiden Emanuel Macron di dekat Kedubes Prancis. Mereka menuntut agar pejabat Kedubes Prancis diusir dari Indonesia.

Mereka datang dengan satu mobil komando serta sebuah spanduk. Pada spanduk berwarna hijau itu tertara tulisan berwarna merah, yang berbunyi 'Usir Kedubes Prancis dari Indonesia'. Seruan serupa mereka sampaikan juga dalam orasi-orasi. Mereka juga meminta umat Islam terus memboikot produk Prancis. 

 

Aksi mereka hanya berlangsung sekitar 45 menit, mulai dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 14.45 WIB. Sebelum membubarkan diri, orator menyampaikan pernyataan sikap GPII terhadap Emanuel Macron.

 

"Pertama, mengutuk keras Presiden Prancis Emanuel Macron yang memberi stigma negatif pada Muslim. Kedua, cabut izin majalah Charlie Hebdon hang telah menista Islam dengan dalih kebebasan berekspresi," kata orator membacakan pernyataan sikap GPII dari atas mobil komando.

 

Ketiga, mendesak Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin memutus hubungan diplomatik Indonesia dengan Prancis. Keempat, mendesak agar Macron diadili atas perbuatannya.

 

Massa GPII juga mengancam bakal menggelar aksi lanjutan pada Jumat (6/11) jika Macron tak meminta maaf kepada umat Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement