REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolsek Metro Menteng Ajun Komisaris Besar Iver Son Manossoh mengatakan, R (22), yang diduga membacok anggota Sentral Pelayanan Kepolisian Aiptu Dwi Handoko, merupakan anggota geng motor yang kerap mencari lawan untuk tawuran. "Geng tersebut memang terbiasa melakukan aksi kekerasan di jalanan," kata Iver saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (4/3).
Iver mengatakan, kelompok bermotor tersebut sering menantang geng lain terlibat bentrokan dengan kekerasan untuk menunjukkan kubu paling hebat. Para anggota geng motor itu kerap menenggak minuman keras sebelum terlibat bentrokan dengan kelompok lain agar menimbulkan keberanian.
Terkait pembacokan terhadap Aiptu Dwi Handoko, Iver mengatakan, pelaku membeli senjata tajam seharga Rp 350 ribu di Senen, Jakarta Pusat. Menurut Iver, tersangka R lulusan pesantren dan mantan guru mengaji yang kemudian bergabung dengan salah satu kelompok bermotor sejak Januari 2021.
Iver berjanji akan memburu kelompok bermotor yang kerap terlibat bentrokan menggunakan senjata tajam dan meresahkan masyarakat.
Sementara itu, R mengaku menyesal telah melukai Aiptu Dwi Handoka saat berusaha membubarkan kelompok bermotor yang berencana terlibat tawuran. "Saya ingin minta maaf ke Aiptu Dwi karena sudah melukai tangannya atau jarinya. Saya sangat menyesal," ujar R.
Sebelumnya, anggota kelompok bermotor melukai Aiptu Dwi Handoko saat patroli untuk membubarkan rencana aksi tawuran di Menteng Jakarta Pusat pada Ahad (28/2) dini hari. Akibat serangan pelaku bersenjata tajam itu, Aiptu Dwi terluka pada bagian ibu jari dan saat ini menjalani perawatan.
Penyidik Polsek Metro Menteng meringkus R berdasarkan identifikasi plat nomor kendaraan yang terekam kamera tersembunyi di sekitar lokasi kejadian. Petugas meringkus R di kawasan Muara Baru Jakarta Utara pada Rabu.