REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) terus melakukan persiapan untuk melakukan vaksinasi kepada masyarakat agar kebal terhadap Covid-19. Namun, sampai saat ini belum ada kepastian jenis vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Berli Hamdani, mengatakan sampai saat ini para ahli belum menyampaikan rekomendasi apapun soal vaksin. Karena itu, pihaknya belum bisa memastikan kapan vaksinasi akan dilakukan.
"Jadi kita masih menunggu," kata dia di Kota Tasikmalaya, Selasa (3/11).
Menurut dia, terdapat dua jenis vaksin yang sedang diupayakan oleh pemerintah pusat. Pertama, vaksin yang akan dibeli langsung dari luar negeri. Kedua, vaksin yang saat ini dikembangkan oleh Bio Farma, di mana Gubernur dan sejumlah pejabat lain di Jabar ikut sebagai relawan.
Ia menyebutkan, dari dua jenis vaksin itu, belum ada satupun yang dipastikan dapat membuat manusia kebal dari Covid-19. Namun, vaksin yang diuji oleh Bio Farma rencananya dapat dipastikan kelayakannya pada akhir bulan ini. "Insyaallah akhir November atau awal Desember ini akan ada hasil layak atau tidaknya," kata dia.
Ihwal persiapan pelaksanaan vaksinasi, Berli mengatakan, pihaknya masih terus lama waktu yang dibutuhkan dan jumlah tenaga vaksinator yang akan diterjunkan. Sebab, di Jabar terdapat lebih dari 30 juta warga yang harus mendapatkan vaksinasi. "Harus ada simulasi, karena itu pekerjaan yang luar biasa," kata dia.
Ia menambahkan, Pemprov Jabar juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait rencana vaksinasi. Apalagi, wilayah Depok, Bogor, dan Bekasi, sudah ditetapkan Kemenkes sebagai lokasi simulasi vaksinasi.
"Selasa lalu, Gubernur sudah turun langsung lihat persiapan di Depok. Saat itu dilakukan uji coba dengan menghitung waktu kalau satu orang mendapatkan vaksin sampai dia pulang," kata dia.