Senin 02 Nov 2020 17:10 WIB

Wisatawan Jabar yang Reaktif Covid Kebanyakan Orang Jakarta

Dari sekitar 14 ribu pengetesan, ada 408 wisatawan yang reaktif.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor laksanakan rapid test untuk wisatawan kawasan Puncak (ilustrasi)
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor laksanakan rapid test untuk wisatawan kawasan Puncak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Selama libur panjang akhir pekan kemarin, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan pengetesan Covid-19 di sejumlah destinasi wisata. Dari sekitar 14 ribu pengetesan, ada 408 wisatawan yang reaktif berdasarkan rapid test.

Menurut Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat, Berli Hamdani, beberapa destinasi yang ramai dikunjungi wisatawan saat libur panjang pekan lalu adalah kawasan Puncak, Bogor, Pantai Pangandaran, Sukabumi dan Cianjur. Semua data hasil rapid test, sudah masuk ke pendataan.

Baca Juga

“Kemudian kita juga melakukan penyelidikan epidemiologi dengan menggunakan google form, jadi tracing-nya juga dilakukan. Kebanyakan (yang reaktif) dari luar Jabar. Jakarta (mayoritas) sudah pasti ya karena memang paling banyak terutama di daerah puncak kemarin,” ujar Berli, Senin (2/11).

Berli menjelaskan, semua wisatawan yang ramai pengunjungnya, langsung di-swab. Destinasi wisata yang paling ramai itu, di antaranya Puncak, Bogor, Pangandaran dan lainnya.

Saat ditanya apakah dengan adanya 408 reaktif itu menambah kasus Covid-19 di Jabar, Berli mengatakan, belum karena hasilnya belum keluar. "Tapi itu langsung masuk ke data Pikobar. Rapid-nya juga masuk ke data Pikobar," katanya.

Swab-nya sendiri, kata dia, langsung dilakukan di tempat. Kalau hasilnya reaktif, maka langsung di-swab. Ketika ditanya tentang tujuh daerah yang penanganannya buruk, Berli mengatakan, sebenarnya memang agak kurang pas perbandingannya karena yang tujuh itu kabupaten sementara yang lima daerah adalah kota. 

"Yang terbaik itu kota karena kalau kota kan lebih terkumpul dan terakumulasi jadi lebih (baik). Kemudian dari sumber daya di kota lebih tersedia dibandingkan dengan kabupaten. Yang tujuh saya lupa apa saja," paparnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement