Senin 05 Oct 2020 03:33 WIB

Alat Peringatan Tsunami di Pantai Tasik Sudah Lama Rusak

Kabupaten Tsunami membutuhkan 4 alat peringatan tsunami di sepanjang garis pantai

Foto udara jalur pantai selatan Jawa (Pansela) di Cikalong, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (22/5).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Foto udara jalur pantai selatan Jawa (Pansela) di Cikalong, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Batat, menyampaikan alat peringatan dini tsunami di kawasan Pantai Cipatujah, Tasikmalaya, tidak berfungsi dan dalam kondisi rusak sejak beberapa tahun lalu.

"Sama sekali belum ada (alat peringatan dini tsunami), pernah ada satu di Cipatujah, tapi tak lagi berfungsi," kata Pelaksana tugas Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin di Tasikmalaya, Ahad (4/10).

Ia menuturkan Kabupaten Tasikmalaya memiliki garis pantai cukup panjang berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Pangandaran yang menghadap ke laut lepas Samudera Hindia.

Pantai selatan Tasikmalaya yang memiliki potensi bencana alam itu, kata dia, sejak peristiwa tsunami Pangandaran dan melanda beberapa daerah lainnya tahun 2006 belum banyak dipasang alat peringatan dini tsunami di kawasan pantai itu.

BPBD Tasikmalaya, lanjut dia, telah mendata kebutuhan alat peringatan dini tsunami di sepanjang pantai Tasikmalaya, hasilnya membutuhkan empat alat yang saat itu sudah disampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Wilayah pesisir pantai ada 53 kilometer, jadi idealnya memang empat unit alat peringatan dini," katanya.

Ia menambahkan, meski tidak ada alat peringatan dini tsunami, jajarannya tetap siap siaga, dan memasang rambu-rambu untuk jalur evakuasi agar masyarakat mengetahui jalur penyelamatan apabila terjadi bencana.

Selain itu, lanjut dia, jajarannya terus mengedukasi masyarakat dan menyosialisasikan berbagai potensi bahaya bencana dan cara penyelamatannya untuk mengurangi tingkat risiko bencana. "Kami juga terus berikan edukasi kepada mereka agar mereka tetap waspada, karena bencana ini tak bisa diprediksi," kata Nuraedidin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement