REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI Angkatan Darat (AD) memiliki dua kapal baru yakni ADRI LI dan ADRI LII. Kapal buatan galangan PT Daya Radar Utama (DRU) itu memang tidak mempunyai sistem pertahanan yang mentereng, hanya dilengkapi dengan persenjataan CIS 150 kaliber 12.7 mm dan Senapan Mesin Ringan (SMR).
Namun, perannya amat penting bagi TNI Angkatan Darat (AD) untuk melaksanakan kegiatan pemindahan pasukan maupun logistik serta alutsista di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kapal berbobot 1.500 Dead Weight Tonnage (TWG) itu dapat digunakan untuk melayani perpindahan ke daerah-daerah terpencil dan dioperasikan oleh Satuan Angkutan Air Pusat Perbekalan Angkutan Angkatan Darat (Satangair Pusbekangad).
"Dikhususkan untuk mengangkut Tank Leopard. Karena kita TNI AD sudah punya 100 Tank Leopard tapi kita belum punya alat angkutnya, sehingga kalau latihan-latihan di daerah di Luar Jawa kita kesulitan untuk alat angkutnya. Sekarang jawabannya kapal ADRI LI dan LII ini," ujar Komandan Satangair Pusbekangad, Kolonel Cba Winarno, Selasa (29/9).
Hal tersebut ia sampaikan di atas kapal ADRI LII yang bersandar di Markas Satangair Pusbekangad, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Republika berkesempatan menaiki kapal yang baru akan diserahterimakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam waktu dekat itu.
Di dekat pintu masuk kapal, terdapat lantai besi berbentuk bulat pipih yang dapat berputar. Lantai besi bundar itu digunakan untuk memutar Tank Leopard atau transporter yang menaiki kapal tersebut untuk kemudian diparkirkan. Dengan diputar, Tank Leopard maupun transporter dapat dengan mudah keluar dari kapal saat tiba di tempat tujuan.
Kedua kapal yang memiliki kapasitas untuk mengangkut delapan unit Tank Leopard dan dua unit transporter itu juga dilengkapi dengan helipad untuk pendaratan helikopter di atas pesawat. Selain itu, kapal jenis Landing Ship Tank (LST) tersebut juga dilengkapi dengan 130 kamar tidur untuk pasukan dan 67 kamar ABK. Diketahui, kapal ADRI LI dan LII masing-masingnya dapat mengangkut satu batalion.
Meski hanya dilengkapi sistem pertahanan yang tidak begitu kuat, kapal tersebut sudah dilengkapi dengan teknologi canggih standar IMO. Teknologi itu membuat kapal TNI tersebut memiliki kemampuan untuk mendeteksi kapal-kapal yang berada di sekitarnya hanya dengan memantau radar dari atas anjungan.
Kapal ADRI LI dan ADRI LII melengkapi kapal-kapal yang sudah dimiliki Satangair Pusbekangad. Saat ini Satangair Pusbekangad memiliki 14 unit kapal yang memiliki bobot 150 DWT sampai 1.500 DWT. Ada pulai kompi pendarat taktis yang dilengkapi kapal kapal motor cepat (KMC), landing cruft rubber (LCR), kemudian swamp boat, dan jet ski.
"Ke depan masih banyak kapal-kapal yang akan kita bangun untuk melengkapi Satangair ini antara lain kapal yang bobot matinya lebih dari 2.000 ton, 2.500 dan 3.500 itu kapal yang serbaguna yang bisa membawa LCVP seperti kapal-kapal Angkatan Laut. Sehingga apabila tidak bisa mendarat di daerah sulit, mendarat menggunakan LCVP," terang Winarno.
Winarno menerangkan, Satangair Pusbekangad melayani perpindahan personel maupun materiil di seluruh Indonesia. Dia menjelaskan, ada tiga jalur operasi yang dimiliki armada-armadanya, yakni jalur Barat sampai ke Malahayati, Aceh; jalur Tengah sampai ke Bitung, Sulawesi; jalur Timur sampai ke Merauke.
"Tugas pokok satuan ini adalah mendukung TNI AD dalam rangka pemindahan pasukan kemudian materil di seluruh NKRI khususnya di daerah terpencil yang tidak bisa dilayani oleh kapal-kapal umum," terangnya.