Rabu 30 Sep 2020 19:00 WIB

10 Santri dan 15 Petugas UPPKB Batang Positif Covid-19

Satgas meminta santri yang terpapar untuk isolasi mandiri.

Virus corona  (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Mukhlasin, menginformasikan bahwa sebanyak 10 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Selamat dinyatakan positif Covid. Tak hanya itu, 15 petugas Unit Pelayanan Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Subah, Kabupaten Batang, juga positif terpapar virus tersebut.

"15 orang petugas UPPKB Subah yang dinyatakan positif Covid-19 itu memang bukan orang Batang dan sudah menjalankan isolasi mandiri. Adapun untuk 10 santri sudah kami lakukan tes usap dan dinyatakan positif Covid-19," katanya di Batang, Rabu.

Baca Juga

Mukhlasin yang juga menjabat sebagai kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Batang mengatakan bahwa UPPKB Subah telah menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di daerah setempat. "Oleh karena itu, kami telah menyarankan UPPKB Subah untuk sementara waktu ditutup selama empat hari dan dilakukan pembersihan di lokasi itu dengan disemprot disinfektan," katanya.

Adapun terkait kasus positif Covid-19 di Ponpes Selamat, kata dia, petugas Puskesmas Subah telah melakukan tes cepat terhadap para santri lainnya.

Ia menambahkan untuk meminimalkan penyebaran Covid-19, tim satgas telah memerintahkan pada 10 santri dengan status orang tanpa gejala (OTG) ini agar melakukan isolasi mandiri di Ponpes Selamat.

"Kami sudah perintahkan pada Ponpes Selamat untuk melakukan isolasi mandiri terhadap santrinya yang dinyatakan positif Covid-19 itu," katanya.

Selain itu, kata dia, Dinkes Batang juga selalu memantau perkembangan dan memberikan edukasi, serta melakukan pelacakan pada seluruh pengurus dan santri ponpes. "Kami juga merekomendasikan Ponpes Selamat untuk menghentikan sementara proses belajar mengajar tatap muka sampai tahapan pelacakan selesai. Saya sudah sarankan ponpes menutup sementara kegiatan belajar mengajar tatap muka agar jumlah kasusnya tidak bertambah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement