REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- IDI menyoroti tingginya angka kasus Covid-19 di Jakarta, meskipun Pemprov DKI sudah menerapkan PSBB ketat. Komentar IDI yang menilai tingginya angka kasus Covid-19 itu menjadikan beritanya menempati posisi teratas dalam daftar berita terpopuler di Republika.co.id pada Rabu (23/9).
Selain berita IDI, kabar dari Erdogan yang mengritik Israel di Sidang PBB juga menyita perhatian pembaca. Sementara di dalam negeri, Presiden Jokowi menjadi sorotan media asing karena masih mempercayai jabatan menteri kesehatan kepada Terawan walaupun dalam menangani kasus Covid-19 dinilai amburadul.
Berikut top 5 news Republika.co.id pada Rabu, 23 September 2020 yang kami rangkum:
1. Jakarta PSBB Tapi Corona di Atas 1.000, IDI: Justru Bagus
JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, Jakarta yang masih mengalami di atas 1.000 kasus baru meski telah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), merupakan hal yang baik. Pemprov DKI Jakarta selama melaksanakan PSBB juga banyak melakukan pengetesan spesimen kemudian segera mengetahui siapa yang terkonfirmasi positif dan segera dikarantina untuk memutus penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19).
"Menurut saya bagus sih, karena tes di Jakarta banyak sedangkan provinsi lain tidak terlalu banyak. Karena tesnya banyak, sehingga yang ketemu (positif Covid-19) juga banyak," kata Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban saat dihubungi Republika, Selasa (22/9).
Artinya, dia menambahkan, PSBB tidak berarti kasus Covid-19 di ibu kota turun karena selama periode PSBB, pemerintah DKI Jakarta justru masif melakukan tes pada masyarakatnya. Ia menyebutkan, pemerintah Jakarta memeriksa 5.451 spesimen per hari atau sekitar 22 persen dari total pengetesan tingkat nasional.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Dikritik Erdogan, Dubes Israel Tinggalkan Ruang Sidang PBB
WASHINGTON -- Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan keluar dari ruang sidang Majelis Umum PBB saat video pidato Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diputar. Dalam video itu, Erdogan mengecam dan mengkritik keras kebijakan penindasan Israel.
"Rakyat Palestina telah menentang kebijakan penindasan, kekerasan, dan intimidasi Israel selama lebih dari setengah abad," kata Erdogan dalam pidatonya, dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (23/9).
Dia turut menyoroti kebijakan Israel di Yerusalem. "Tangan kotor yang mencapai privasi Yerusalem, tempat tempat suci tiga agama besar hidup berdampingan, terus meningkatkan kelancangannya," ujarnya.
Baca berita selengkapnya di sini.