REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono mengatakan, sampai saat ini pelaku penembakan warga sipil Papua yang diduga dilakukan oknum kelompok kriminal bersenjata (KKB) masih belum tertangkap. Tim gabungan Polda Papua, Polres Intan Jaya dan anggota operasi Nemangkawi sedang melakukan pengejaran terduga pelaku.
"Pelaku masih dalam pengejaran oleh tim gabungan yaitu Polda Papua, Polres Intan jaya, dan anggota operasi Nemangkawi," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (16/9).
Dia menyatakan, 46 kasus itu tercatat 31 kasus di antaranya kontak tembak dengan TNI/Polri. Salah satu kasus adalah kasus penembakan terhadap dua tukang ojek di Sugapa yang terjadi Ahad (13/9), yang juga diduga dilakukan KKB.
Kedua korban, yakni Laode Anas Munawir (33) yang terluka tembak di bawah pusar dan luka sayat di atas kening, dan Fathur Rahman (23) yang terluka tembak di lengan tangan sebelah kanan dan kini kondisinya dalam keadaan stabil. Saat ini belum dipastikan KKB dari kelompok mana yang melakukan penembakan terhadap kedua korban.
Awi mengatakan, langkah konkret dari Polri untuk menghentikan kekerasan kepada warga sipil Papua adalah dengan membentuk anggota operasi Nemangkawi yang sekarang sudah sampai tahap keempat yaitu dari 31 Juni sampai dengan 31 Desember 2020.
Tugas Satgas Nemangkawi melakukan operasi penegakan hukum terhadap KKB, melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap pelaku KKB serta operasi Binmas Noken memberikan bimbingan penyuluhan terhadap masyarakat.
"Misalnya bimbingan tentang berkebun, bertani dan beternak. Terdapat Operasi Humas yang mengedukasi kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh adanya hoaks," kata dia.
Menurut catatan kepolisian, KKB selama 2020 tercatat 46 kali melakukan tindak kekerasan di berbagai wilayah di Papua. "Kekerasan oleh KKB itu menyebabkan sembilan orang meninggal, termasuk empat orang anggota TNI-Polri," kata Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Kamal.