Senin 14 Sep 2020 17:19 WIB

Eri Cahyadi Ingin Adopsi Sekolah Partai untuk Birokrat

Sekolah partai PDIP adalah bagian dari manajemen pengetahuan khas institusi modern

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi (kiri)
Foto: ANTARA/Moch Asim
Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Balon calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan pasangannya Armuji mengikuti sekolah partai yang digelar DPP PDI Perjuangan secara daring mulai Ahad 13 September hingga Selasa 15 September 2020. Sekolah partai tersebut memang dikhususkan calon kepala daerah yang akan bekontestasi di Pilkada serentak 2020.

”Saya sangat senang DPP PDI Perjuangan menggelar sekolah partai sebagai panduan untuk menyiapkan kepala daerah yang kompeten, punya kapasitas teknokratik, adaptif terhadap perubahan zaman, dan tetap berjiwa kerakyatan dengan kekukuhan dalam menjalankan ideologi Pancasila,” ujar Eri melalui pesan singkatnya, Senin (14/9).

Eri memaparkan, dalam sekolah partai, disajikan berbagai kebijakan prorakyat dan tata kelola pemerintahan modern berbasis digital. Menurutnya, hal itu bisa menjadi inspirasi untuk diterapkan dalam pembangunan saat sang calon kepala daerah terpilih dalam Pilkada sehingga terjadi saling berbagi inovasi dan pengetahuan yang produktif dan dinamis.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menyebut, sekolah partai PDIP adalah bagian dari manajemen pengetahuan khas institusi-institusi modern. Sekolah partai, kata Eri, adalah proses sistematis untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat, yang kemudian ditransmisikan ke seluruh calon kepala daerah, sehingga bisa mendorong kemajuan daerah.

”Dalam kearifan lokal kita, ada konsep laku telu yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Bagaimana menjadi role model atau tulodo, menumbuhkan kreativitas dan inovasi atau mangun karso, dan menciptakan calon-calon inovator baru, leaders create leaders, tut wuri handayanii,” ujar Eri.

Terinspirasi dari sekolah partai yang diikutinya, Eri ingin menginisiasi program sekolah serupa namun untuk kalangan birokrat. Misalnya di tingkat Puskesmas, ada sekolah kepala Puskesmas, yang bisa melibatkan praktisi kesehatan internasional.

”Dari sana kemudian ada pembudayaan inovasi. Puskesmas berlomba dalam inovasi. Ujungnya adalah peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi rakyat Surabaya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement