REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia telah mengabadikan nama R. Iswahjudi dengan mengganti nama Lanud Maospati menjadi Lanud Iswahjudi pada 10 November 1960. Hal ini dilakukan sebagai penghormatan atas jasanya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Iswahjudi sendiri ditetapkan sebagai pahlawan nasional bersama Halim Perdanakusuma pada 9 Agustus 1975. Dikutip dari akun twitter resmi TNI Angkatan Udara @_TNIAU dipaparkan bahwa Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan No.063/TK/Tahun 1975 tentang Penetapan Gelar Pahlawan Nasional kepada Marsda TNI Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma dan Marsma TNI Anumerta R. Iswahjudi. Dua tokoh perintis berdirinya TNI Angkatan Udara ini sangat berjasa dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1947, Komodor Udara Abdul Halim Perdanakusuma dan Komodor Muda Udara R. Iswahjudi mendapat perintah dari Kepala Staf Angkatan Udara Laksamana Udara Soerjadi Suryadarma untuk melaksanakan misi operasi Muangthai (Bangkok) dengan menggunakan pesawat Avro Anson VH-BBY (RI-003). Misinya adalah melakukan penjajakan lebih jauh tentang kemungkinan pembelian senjata dan pesawat serta melakukan infspeksi terhadap perwakilan RI dalam mengatur penukaran dan penjualan barang serta memasukan barang Singapura ke wilayah Indonesia.
Setelah menyelesaikan tugas di Bangkok, Pesawat RI-003 yang dipiloti Komodor Muda Udara R. Iswahjudi take off menuju Singapura. Namun, saat dalam perjalanan, pesawat terjebak dalam cuaca buruk di daerah Perak Malaysia. Kabut tebal menghalangi pandangan sang pilot mengakibatkan pesawat jatuh di Labuhan Bilik Besar, antara Tanjung Hantu dan Teluk Senangin di Pantai Timur.