REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro mengajak seluruh pihak untuk terus melakukan riset dan menghasilkan inovasi. Hal ini diungkapkannya saat membuka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2020, Senin (10/8).
"Hakteknas tahun 2020 ini fokus menampilkan kontribusi keunggulan riset dan inovasi kita untuk kemandirian bangsa Indonesia," kata Bambang, saat membuka Hakteknas 2020 yang disiarkan secara langsung, Senin.
Ia menjelaskan, salah satu inovasi yang akan diluncurkan pada Hakteknas 2020 adalah soal kecerdasan artifisial Indonesia. Terdapat lima program prioritas kecerdasan artifisial Indonesia yaitu layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, dan mobilitas dan kota cerdas.
Setelah meluncurkan produk-produk inovasi, Kemenristek/BRIN bersama pemangku kepentingan terkait juga terus melakukan hilirisasi produk inovasi. Jika telah dilakukan hilirisasi dan komersialisasi maka hasil inovasi bisa diproduksi massal dan manfaatnya benar-benar dapat dirasakan.
"Berbagai upaya kita lakukan untuk terus memperkuat program hilirisasi hasil-hasil riset. Sehingga akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat atas produk inovasi dalam negeri hasil riset dan rekayasa anak bangsa," kata Bambang menambahkan.
Sementara itu Wakil Presiden RI, Maruf Amin mendorong peningkatan komersialisasi hasil inovasi. Selama ini, komersialisasi inovasi di Indonesia masih rendah jika dibandingkan negara-negara lain.
"Banyak inovasi namun hanya sedikit yang dikomersilkan. Jika tidak dikomersilkan maka inovasi itu kurang bermakna bagi negara," kata dia.