REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meluncurkan ekspor perdana tempe produksi binaan Pusat Inkubasi Bisnis dan Teknologi Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Teknologi, di Tangerang Selatan, Banten, dengan tujuan Korea Selatan, Rabu (28/2). Melalui Pusat Inkubasi Bisnis dan Teknologi ini, lanjutnya, UMKM bisa memanfaatkan teknologi yang ada serta meningkatkan nilai tambah produk.
Dia menjelaskan untuk ekspor perdana tempe produksi dengan merk Mangano tersebut yakni sebanyak dua kontainer dengan nilai 70.000 dolar AS. "Kami akan dorong agar UMKM yang ada di wilayah Tangerang Selatan maupun daerah sekitarnya untuk memanfaatkan Puspiptek ini, karena nilai tambahnya luar biasa," kata Nasir.
Menurut dia, jika usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak memanfaatkan teknologi yang ada di Puspiptek seperti teknologi pengawetan dengan menggunakan iradiasi nuklir untuk pengawetan makanan. "Kami berpesan agar produk yang dihasilkan harus lolos uji baik itu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memenuhi standar serta ada sertifikasi halalnya," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Puspiptek Sri Setiawati mengatakan perkembangan UMKM yang dibina proses inkubasi menggembirakan. Tahun ini ada dua perusahaan yang lulus dari inkubator dan melanjutkan ke tahap yang lebih besar di area zona bisnis teknologi.
"Yakni PT Djava Sukses Abadi dengan produk Mangano dan PT Nano Herbal Indonesia dengan produk Nano Propolis dan Nano Chitosan," kata Sri.
Mangano merupakan merk makanan siap saji yang tak hanya produksi tempe untuk diekspor. Tetapi juga rendang siap saji, rendang jengkol, semur daging, dan opor ayam. Proses ekspor sendiri sudah dimulai sejak Februari 2018.