Selasa 04 Aug 2020 16:18 WIB

Satgas TNI Evakuasi Warga Kongo Korban Pengadangan Bandit

Pengadangan dilakukan oleh 10 bandit bersenjata terhadap dua kendaraan truk.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Satgas TNI Kontingen Garuda XXXIX-B RDB Munosco evakuasi warga sipil Kongo yang menjadi korban penghadangan bandit bersenjata di Republik Demokratik Kongo, Sabtu (1/8) lalu
Foto: Pen Satgas Konga XXXIX-B Munosco
Satgas TNI Kontingen Garuda XXXIX-B RDB Munosco evakuasi warga sipil Kongo yang menjadi korban penghadangan bandit bersenjata di Republik Demokratik Kongo, Sabtu (1/8) lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prajurit Satuan Tugas (Satgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B RDB Monusco berhasil mengevakuasi warga sipil Kongo yang menjadi korban pengadangan bandit bersenjata. Pengadangan dilakukan oleh 10 bandit bersenjata terhadap dua kendaraan truk yang melintas di Desa Kako Village, 10 km dari Static Combat Deploymet (SCD) Lulimba, Republik Demokratik Kongo, Sabtu (1/8) lalu.

Dansatgas TNI Konga XXXIX-B RDB Monusco, Kolonel Inf Daniel Lumbanraja, mengatakan, informasi kejadian tersebut beredar dengan cepat dan diterima oleh CLA dari Chief Village. Informasi itu kemudian disampaikan kepada Komandan SCD Lulimba, Mayor Inf Yoni, untuk meminta perlindungan pengamanan dan pertolongan bagi korban yang terluka.

Baca Juga

"Menanggapi laporan tersebut, Komandan SCD Lulimba segera mengirim 35 personel yang tergabung dalam tim Long Range Patrol (LRP), terdiri dari Quick Response Team dan tim medis untuk meluncur ke lokasi kejadian dalam rangka melaksanakan Protection of Civilian (POC)," jelas Daniel dalam keterangannya, Selasa (4/8).

Setibanya di lokasi kejadian, Tim LRP yang dipimpin oleh Lettu Arm Sudarmo langsung melakukan pengamanan wilayah dan memberikan bantuan pengobatan terhadap korban yang berjatuhan. Kejadian pengadangan tersebut mengakibatkan tiga orang meninggal dunia karena luka tembak, 22 orang terluka akibat truk terguling, dan beberapa orang diantaranya mengalami penganiayaan dari para bandit.

Usai berhasil menyelamatkan para korban, Dantim LRP dibantu oleh Language Assistance (LA) berkoordinasi melekat dengan Armed Forces of the Democratic Republic of the Congo (FARDC). Dia juga berkooridnasi dengan polisi lokal untuk proses investigasi lebih lanjut. 

"Di samping itu juga, koordinasi dilakukan dengan Médecins Sans Frontières (MSF), team terkait evakuasi korban ke rumah sakit Lulimba dan Misisi," kata Daniel.

Pascaevakuasi korban, tim LRP Lulimba tetap berjaga di Area Kako Village. Itu dilaksanakan guna memastikan situasi keamanan di wilayah tersebut agar tidak terjadi serangan susulan dan kekerasan kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement