Rabu 29 Jul 2020 00:46 WIB

Oknum Polisi Diduga Ancam Tembak Kerumunan Massa di Garut

Kerumunan massa terkait dengan warga yang dianggap menghina profesi guru.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
angkapan layar oknum kepolisian di Kabupaten Garut yang diduga melontarkan ancaman ke kerumunan massa saat terjadi kericuhan di gedung PGRI Kabupaten Garut, Selasa (28/7).
Foto: Tangkapan Layar
angkapan layar oknum kepolisian di Kabupaten Garut yang diduga melontarkan ancaman ke kerumunan massa saat terjadi kericuhan di gedung PGRI Kabupaten Garut, Selasa (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebuah video yang merekam sejumlah polisi berpakaian preman mengamankan seorang warga saat terjadi kericuhan di gedung PGRI Kabupaten Garut, Selasa (28/8) tersebar di media sosial. Dalam video itu, polisi mencoba mengamankan warga dari kerumunan massa yang ricuh. 

Berdasarkan penelusuran Republika.co.id, kericuhan di gedung PGRI Kabupaten Garut itu bermula dari status salah seorang warga yang dianggap menghina profesi guru. Para guru berkumpul di gedung PGRI Garut dan mencoba melakukan mediasi dengan pembuat status itu.

Baca Juga

Namun, karena banyak guru yang datang, proses mediasi tak berjalan lancar. Alhasil, pembuat status yang dianggap menghina profesi guru itu diamankan oleh polisi agar tak terjadi hal yang tak dinginkan.

Dalam video itu, terekam massa mencoba mengerumuni polisi yang hendak membawa orang itu. Alhasil, timbul gesekan antara massa dan polisi yang mencoba mengamankan. 

Namun, setelah polisi mengamankan warga tersebut ke dalam mobil, salah seorang berpakaian preman yang diduga merupakan salah satu anggota Polres Garut melontarkan penyataan keras kepada kerumunan massa. "Saya tembak kamu siah," kata lelaki yang diduga anggota polisi itu dalam Bahasa Sunda kepada kerumunan massa. 

Mendengar hal itu, massa justru semakin terprovokasi. Bahkan, ada yang mencoba melempari mobil yang ditumpangi oknum itu. Namun, aksi massa itu dihalangi oleh polisi berpakaian lengkap yang berjaga di sekitar lokasi kejadian.

Salah seorang guru yang ada di lokasi ketika kejadian itu, Asep Sopian menyayangkan sikap polisi yang melakukan pengamanan dan melontarkan pernyataan itu. Menurut dia, polisi seharusnya dapat lebih bijak dalam mengatasi kerumunan massa yang emosi.

"Jelas tak terima. Padahal kan kami sedang fokus dengan kasus (penghinaan guru) ini, tapi ini malah diberi ancaman," kata dia.

Ia bersama guru-guru lain akan berkonsultasi dengan PGRI Kabupaten Garut terkait hal itu. Nantinya, sikap guru terkait ucapan itu akan diwakili oleh PGRI Kabupaten Garut.

Republika mencoba mengonfirmasi perihal ancaman itu kepada Polres Garut. Namun, belum ada keterangan resmi dari kepolisian mengenai ancaman tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement