REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Amri Amrullah, Muhammad Ubaidillah
Provinsi DKI Jakarta mencetak rekor baru jumlah kasus baru Covid-19 pada Kamis (23/7). Seperti diumumkan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, ada 470 kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta dari total 1.906 kasus baru secara nasional dalam 24 jam terakhir.
Angka 470 kasus baru Covid-19 menjadi rekor terbaru bagi DKI Jakarta setelah terakhir pada Selasa (21/7) lalu Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta melaporkan 441 kasus. Saat itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta bahkan mengakui, jumlah itu bukan sebagai jumlah rapelan data dari hari-hari sebelumnya.
"Data kasus yang dilaporkan hari ini semuanya dilaporkan oleh Laboratorium sesuai tanggal pelaporan 20 dan 21 Juli. Artinya, tidak ada data rapelan pada kasus yang dilaporkan hari ini," ujar Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, Selasa (21/7).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga mengumumkan sendiri data penambahan kasus positif Covid-19 harian per Kamis (23/7). Data yang dirilis berbeda versi pemerintah pusat. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat terjadi penambahan kasus positif Covid-19 per Kamis (23/7) sebanyak 416 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia Tatri Lestari memaparkan, 416 kasus baru didapat dari tes PCR pada 6.270 orang pada Rabu (22/7), yang 5.631 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru. Adapun, jumlah kumulatif kasus konfirmasi di wilayah DKI Jakarta hingga hari ini sebanyak 17.951 kasus.
"Sampai dengan hari ini kami laporkan, 1.201 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 4.680 orang melakukan isolasi mandiri (termasuk data Wisma Atlet)," kata Dwi, Kamis (23/7).
Jika merujuk data milik pemerintah pusat hari ini, selama Juli 2020 jumlah harian kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta sudah tiga kali mencapai rekor tertinggi. Rekor pertama pertambahan kasus baru sebanyak 404 kasus terjadi pada Ahad (12/7). Kemudian yang kedua, Pertambahan kasus Covid-19 di Jakarta kembali mencapai angka tertinggi pada Selasa (21/7) dengan 441, dan terakhir pada hari ini.
Tren kenaikan
Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta sepertinya belum cukup membendung laju penambahan kasus harian Covid-19. Hal itu terlihat dari grafik yang dirilis pemerintah mengenai analisis perkembangan data antara sebelum dan setelah PSBB di sejumlah daerah.
Khusus di ibu kota, terlihat bahwa penambahan kasus harian di Jakarta justru secara konsisten terus menanjak pada masa PSBB Transisi, dibanding selama penerapan PSBB tahap I hingga III Pada grafik terlihat bahwa sejak 8 Juli 2020, penambahan kasus harian di DKI Jakarta selalu di atas 200 orang setiap harinya. Padahal sebelumnya, penambahan kasus relatif masih lebih rendah dari angka tersebut.
Jika dibedah lebih rinci, maka tren kenaikan kasus harian di DKI Jakarta semakin terlihat. Sebelum penerapan PSBB, jumlah kasus baru harian relatif masih rendah dengan angka di bawah 100 kasus per hari. Hanya saja, angka kasus harian sempat melonjak tinggi nyaris 200 orang pada 9 April 2020.
Beranjak pada penerapan PSBB tahap I selama 10-24 April 2020, tren penambahan kasus harian makin terlihat. Pada grafik terlihat bahwa kasus baru setiap harinya bertambah nyaris menyentuh 100 orang. Kondisi ini cenderung bertahan sepanjang penerapan PSBB tahap II pada 25 April sampai 22 Mei dan PSBB tahap III pada 23 Mei sampai 4 Juni 2020.
Selama periode PSBB tahap II dan III, lonjakan kasus tertinggi terjadi pada 13 Mei 2020 dengan 134 orang positif Covid-10 pada hari itu. Setelah PSBB tahap III rampung, pemerintah provinsi pun melanjutkannya dengan PSBB transisi. Namun ternyata penambahan kasus harian justru semakin tinggi.
Pada grafik yang dirilis Gugus Tugas Nasional terlihat jelas bahwa semakin ke sini angka penambahan kasus kian tinggi di ibu kota. Bila sebelumnya rata-rata penambahan kasus harian masih berada di rentang 100-200, maka per 8 Juli angkanya konsisten di atas 200 orang setiap hari.
Bulan Juli angkanya konsisten di atas 300. Pada 8 Juli dengan 344 kasus, 11 Juli dengan 359 kasus, 12 Juli dengan 404 kasus, 16 Juli dengan 312 kasus, 18 Juli dengan 331 kasus, 19 Juli dengan 313 kasus, 20 Juli dengan 361 kasus, 21 Juli dengan 441 kasus, 22 Juli dengan 392 kasus baru dan hari ini 470 kasus.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyampaikan, evaluasi terkait penanganan Covid-19 di DKI Jakarta adalah memperbanyak tes di masyarakat. Sehingga kasus positif di masyarakat bisa terdeteksi dengan cepat.
Anies mengklaim, hingga saat ini jumlah tes Covid-19 di Jakarta melampaui batas WHO, yakni seribu orang per sejuta orang dalam satu pekan.
"Di Jakarta, alhamdulillah sudah melampaui empat kali lipat standar minimal WHO. Sehingga jangan melihat angka positifnya saja. Harus lihat angka positif dan negatif sehingga itulah yang menjadi dasar mengambil keputusan," kata Anies, Kamis (23/7).
Anies melanjutkan, jika seseorang diketahui positif maka akan langsung isolasi baik mandiri atau dibawa ke rumah sakit. Sehingga, tidak menularkan ke orang lain. Untuk orang-orang yang diisolasi maka bisa menggunakan aplikasi Jakarta Sehat sebagai alat pantau.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, pihak Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Pemprov DKI berandil menyukseskan pencegahan penularan Covid-19. Jajarannya membuat gugus tugas di masing-masing kelurahan melalui Kamtibmas.
"Kita membuat akses satu pintu di wilayah percontohan, semoga nanti ini bisa diterapkan di semua wilayah. Biasanya satu kampung mempunyai banyak akses, kini hanya satu akses masuk. Jadi orang keluar masuk bisa dipantau," terangnya, Kamis (23/7).