Jumat 10 Jul 2020 21:53 WIB

Emil: Kepala Sekolah Harus Berinovasi, Bukan Berpoltik

Kepala sekolah adalah abdi negara yang harus fokus dan loyal pada sistem pemerintahan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Ridwan Kamil
Foto: humas Pemprov Jabar
Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil secara resmi melantik 572 Kepala Sekolah SMA/SMK/SLB  secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (10/7). Dia meminta, kepala sekolah yang dilantik untuk berinovasi, bukan berpolitik. Sebab, kepala sekolah adalah abdi negara yang harus fokus dan loyal pada sistem pemerintahan. 

“Indeks pendidikan kita di mata internasional masih rendah, saya minta para kepala sekolah yang dilantik untuk selalu berinovasi. Para kepala sekolah jangan berpolitik, karena sumpah jabatan kita, lencana PNS kita, kita adalah abdi negara,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil mengatakan, jika ada kepala sekolah yang berpolitik di lingkungan sekolah, maka pihaknya akan mengambil langkah tegas. 

Selain tak boleh berpolitik di lingkungan sekolah Emil mengimbau kepala sekolah untuk memerhatikan kegiatan ekstrakurikuler, supaya  tidak ada kegiatan nonkelas yang memengaruhi nasionalisme peserta didik.

“Jangan sampai saya mendengar ada kegiatan-kegiatan yang mengganggu Pancasila di sekolah. Ada orang-orang luar berkampanye, menjelek-jelekan NKRI dan Pancasila di lingkungan sekolahnya. Kalau itu terdengar, kepala sekolahnya saya berhentikan,” papar Emil. 

Emil pun menitipkan jangan sampai ada   ekstrakurikuler, kegiatan nonkelas yang mengganggu semangat kebangsaan di sekolah-sekolah di Jawa Barat. “Saya titip itu betul-betul," katanya. 

Emil menilai, kepala sekolah merupakan tugas tambahan, karena sejatinya para kepala sekolah adalah guru. Setelah menjadi kepala sekolah, kalau diminta menjadi guru lagi itu adalah norma yang sudah seharusnya. 

"Setelah menjadi kepala sekolah, tidak usah minta jadi ini, jadi itu, jadi pengawas. Kalau negara membutuhkan jadi guru lagi, terima, karena itu adalah hakikat kita bahwa utamanya kita adalah guru, dan ketika menjadi kepala sekolah itu adalah tugas tambahan,” paparnya. 

Menurut Emil, kepala sekolah yang dilantik sudah melewati sejumlah proses yang ketat, termasuk evaluasi sesama guru, pengawas, dan masukan peserta didik. 

Menurutnya, untuk kepala sekolah, akan ada evaluasi dari sesama guru, dari kepala sekolah, dari pengawas, ada masukan-masukan online serta dari murid-muridnya. "Sehingga kepemimpinan kita kalau buruk akan punya persepsi yang buruk, kalau baik akan punya persepsi yang diteladani di lingkungan masing-masing,” katanya.

Kepala Sekolah SMKN 1 Selabintana Kabupaten Sukabumi Helda menyatakan kesiapannya  menjalani tugasnya sebagai kepala sekolah. Ia juga siap jika harus kembali menjadi guru saat masa baktinya sebagai kepala sekolah usai.

“Memang itu harus diutamakan, karena kita pada intinya adalah mengabdi kepada masyarakat. tidak boleh ada beban dan ikatan lain. Sudah seharusnya kita fokus pada pekerjaan kita, pada tanggung jawab kita,” kata Helda.

Selain 572 Kepala Sekolah, Kang Emil melantik pejabat fungsional di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar. Di antaranya, 1 orang Arsiparis Ahli Muda, 2 orang Pustakawan Ahli Muda, 1 orang Auditor Mahir, 12 orang Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Ahli Muda, 10 orang Guru Ahli Pertama, 1 orang Radiografer Mahir, 1 orang Perawat Terampil, 1 orang Assessor SDM Aparatur Ahli Muda, 1 orang Teknik Tata Bangunan dan Perumahan Ahli Muda, 1 orang Polisi Pamong Praja Mahir, 1 orang Pamong Budaya Ahli Muda, serta 1 orang Dokter Ahli Muda. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement