Sabtu 27 Jun 2020 08:54 WIB

Pemerintah Perlu Buka Rencana Penyelenggaraan Pilkada

Harus ada perencanaan penyelenggaraan pemilu yang jelas dan anggarannya.

Pilkada (ilustrasi). Direktur Asia Democracy Network (ADN) Ichal Supriadi mengatakan untuk mengurangi risiko Pilkada 2020 dari pandemi, yang harus dipastikan adalah perencanaan penyelenggaraan pemilu dan penanganan Covid-19 yang jelas.
Foto: Republika/ Wihdan
Pilkada (ilustrasi). Direktur Asia Democracy Network (ADN) Ichal Supriadi mengatakan untuk mengurangi risiko Pilkada 2020 dari pandemi, yang harus dipastikan adalah perencanaan penyelenggaraan pemilu dan penanganan Covid-19 yang jelas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Asia Democracy Network (ADN) Ichal Supriadi mengatakan untuk mengurangi risiko Pilkada 2020 dari pandemi, yang harus dipastikan adalah perencanaan penyelenggaraan pemilu dan penanganan Covid-19 yang jelas. "Saatnya pemerintah dan penyelenggara pemilu perlu membuka dengan jelas rencana penyelenggaraan pilkada. Ini rencana kita, dukungan anggarannya, ini langkah preventif, ini cara menekan penyebaran Covid-19, manajemen risiko," kata Ichal Supriadi dalam diskusi KIPP di Jakarta, Jumat (26/6).

Menurut dia, saat ini bukan lagi berada pada ranah debat aman atau tidaknya penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 dari pandemi. Namun, ia menambahkan, bagaimana cara mengurangi risiko penularan Covid-19. 

Baca Juga

Dia menyebut beberapa spekulasi kalau tidak ada perubahan signifikan terhadap Covid-19 maka akan membuat pilkada tidak berjalan dengan aman sehingga akan menimbulkan dampak negatif yang besar. Hal ini meliputi anggaran tidak tersedia dengan baik dan tepat waktu, manajemen risiko masih minim, dan tidak adanya gambaran jelas dari pemerintah dan KPU.

"Pilihannya mudah diduga (kalau penyelenggaraan tidak dilaksanakan secara matang), berkurangnya partisipasi masyarakat dalam memilih, minimnya komitmen penyelenggara pemilu," katanya.

Hal yang lebih berbahaya lagi, yakni membuka ruang bagi petahana melenggang dengan bebas dengan memanfaatkan celah-celah minimnya komitmen penyelenggara, sehingga pilkada akan menjadi potensi klaster-klaster baru Covid-19. Namun, kata Ichal, juga perlu juga diakui, meskipun pemerintah dan penyelenggara pemilu menyiapkan pilkada dengan sempurna, tetap saja akan terjadi perubahan besar yang terjadi di Pilkada 2020.

"Kita harus siap untuk itu," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement