Jumat 26 Jun 2020 17:33 WIB

Ratusan Warga Alami Gejala Sakit Cikungunya

Warga banyak yang alami gejala demam beberapa hari dan sakit pegal di sekujur tubuh.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Orang tua menjaga anaknya yang sedang dirawat karena mengalami gejala cikungunya (ilustrasi)
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Orang tua menjaga anaknya yang sedang dirawat karena mengalami gejala cikungunya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Di tengah kondisi wabah Covid 19, warga Kaupaten Banyumas harus mewaspadai menghadapi penyakit yang disebabkan oleh virus yang dibawa nyamuk. Penyakit yang belakangan banyak dikeluhkan warga adalah penyakit cikungunya.

Banyak warga di beberapa wilayah, diketahui banyak mengeluh sakit dengan keluhan seperti mengalami cikungunya. Yakni, gejala demam beberapa hari dan sakit pegal di sekujur tubuh.

Baca Juga

Di Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja, beberapa warga mengeluh mengalami gejala penyakit ini. Sardi (60), seorang warga setempat menyebutkan ada tiga orang warga di wilayah RT-nya yang mengeluh sakit demam dan sakit seluruh tubuh. "Awalnya kami khawatir di wilayah RT kami berjangkit demam berdarah. Tapi setelah dua hari, demam yang dialami warga kami ternyata sembuh. Hanya tinggal sakit pegal di tubuhnya saja yang agak lama sembuhnya," katanya.

Kejadian serupa juga banyak dialami warga di Kelurahan Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara. Banyak warga mengalami gejala demam tinggi, dengan sakit nyeri persendian di sekujur tubuh. Namun untuk sakit demamnya hanya berlangsung dua hingga tiga hari, berbeda dengan demam berdarah yang demamnya bisa berlangsung lebih dari sepekan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto, mengakui pada musim peralihan seperti sekarang ini memang menjadi waktu berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Selain penyakit demam berdarah dengue (DBD), juga penyakit Cikungunya. "Namun yang banyak menjangkit warga sekarang ini, kebanyakan penyakit Cikungunya," jelasnya.

Dia menyebutkan, penyakit ini ditandai dengan demam tinggi selama beberapa hari, yang disertai dengan nyeri persendian. Berbeda dengan DBD, yang demamnya berlangsung lebih lama dan tidak diikuti dengan nyeri sendi. 

Berdasarkan pengamatan, dia menyebutkan, jumlah warga Banyumas yang suspect atau terduga terjangkit Cikungunya sudah ada sekitar 500 orang. "Kami hanya menyatakan suspect, karena untuk memastikan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Kami menduga cikungunya, berdasarkan pengamatan gejala klinisnya," katanya.

Terkait hal ini, dia meminta warga untuk mengintensifkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Terlebih pada musim seperti saat ini, dimana hujan yang tidak setiap hari turun, justru menimbulkan genangan yang nyaman untuk berkembangan biak nyamuk penyebar penyakit Cilkungunya dan DBD.

Terkait hal ini, pada Jumat (26/6), seluruh ASN di Pemkab Banyumas dan warga, melakukan gerakan 'Jumat Bersih' dengan melakukan PSN serentak. Seluruh kader posyandu di pedesaan, melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah untuk memeriksa kemungkinan adanya genangan air yang bisa menjadi media berkembang biak nyamuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement