REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Puluhan hektare lahan persawahan di Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami gagal tanam. Hal ini akibat ketiadaan air setelah rusaknya saluran irigasi menuju kawasan persawahan Noelbaki.
"Lahan persawahan yang mengalami gagal tanam karena ketiadaan air sekitar 30 haktare," kata Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Pandapotan Sialagan, Senin (22/6).
Pandopotan mengatakan hal itu terkait adanya keluhan petani di Desa Noelbaki yang mengalami gagal tanam akibat ketiadaan air. Hal itu juga sebagai dampak rusaknya saluran irigasi dari sumber air Sagu yang menjadi sumber air untuk kawasan persawahan Noelbaki.
Menurut dia, kerusakan saluran irigasi di kawasan persawahan Noelbaki telah berlangsung sejak 2019. Dengan demikian aliran air menuju kawasan persawahan Noelbaki kurang maksimal menyebabkan puluhan hakter lahan persawahan milik petani tidak dapat dikerjakan pada musim tanam 2020.
Ia berharap, Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Kupang dapat membantu melakukan perbaikan terhadap saluran irigasi yang mengalami kerusakan, sehingga puluhan haktare sawah itu dapat ditanami padi oleh petani setempat. "Kami berharap kerusakan saluran irigasi segera diperbaiki agar aliran air menuju persawahan Noelbaki lebih maksimal," kata Pandopotan.
Menurut dia, saluran air irigasi yang memadai sangat dibutuhkan untuk petani di Noelbaki karena puluhan haktare sawah yang tidak ditanam pada musim tanam 2020 berada diatas ketinggian, sehingga tidak dapat dijangkau aliran air yang debitnya kecil. Namun apabila debit airnya besar maka mampu mengairi seluruh areal persawahan di kawasan yang mengalami kekeringan itu.
"Apabila jaringan air irigasi dari sumber Air Sagu sudah bagus maka aliran air mampu mengairi puluhan hakter sawah yang saat ini mengalami gagal tanam akibat ketiadaan air," tegasnya.