Selasa 22 Aug 2017 16:42 WIB

7.448 Hektare Sawah di Karawang Terancam Kekeringan

Rep: Ita Nina/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, mencatat ada 7.448 hektare lahan sawah yang rawan kekeringan saat musim kemarau. Lahan sawah tersebut, tersebar di 21 kecamatan. Kekeringan ini, menjadi ancaman tersendiri bagi sektor pertanian. Mengingat, akan berdampak pada berkurangnya hasil produksi.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang M Hanafi Chaniago, mengatakan, mayoritas sawah yang terancam kekeringan itu berada di wilayah selatan Karawang. Alias wilayah tadah hujan. Jadi, setiap musim kemarau areal itu memang jadi langganan kekeringan.

"Sampai saat ini, statusnya baru rawan. Belum kejadian ada tanaman padi yang kekeringan," ujar Hanafi, kepada Republika.co.id, Selasa (22/8).

Menurut Hanafi, untuk antisipasi terjadinya kekeringan, pihaknya sudah koordinasi dengan berbagai pihak. Salah satunya, dengan unsur TNI. Mengingat, saat ini untuk menggenjot produksi pertanian, pemerintah melibatkan TNI untuk membantu petani.

Karenanya, di markas Kodim setempat ada brigade alsin (alat-alat pertanian). Salah satunya, pompa air dengan jumlah 20 unit. Pompa air itu, akan dimanfaatkan bila di satu wilayah ada laporan tanaman yang kekeringan. Lalu, ada sumber mata air di wilayah itu. Maka, pompa air itu akan meluncur ke kelompok petani tersebut. "Pompa yang kita sediakan ada dua ukuran, yaitu yang ukuran enam inci sama yang empat inci," ujarnya.

Sementara itu, Sekertaris BPBD Kabupaten Karawang, Supriyatna, mengatakan, saat ini wilayah dengan sebutan kota pangkal perjuangan ini dalam status siaga bencana kekeringan. Pasalnya, dari 30 kecamatan yang ada, 80 persen di antaranya masuk kategori rawan kekeringan. "Puncak kemarau diprediksi antara Agustus hingga Oktober. Makanya, kami mewaspadai fenomena alam ini," ujarnya.

Menurut Supriyatna, pihaknya sudah melayangkan surat ke BPBD provinsi mengenai ancaman kekeringan ini. Pasalnya, dari berbagai sektor yang terkena imbas kekeringan, sektor pertanian yang paling terasa dampaknya. Karena, kalau sektor ini kekeringan, maka akan menganggu hasil produksi padi selama musim gadu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement