Sabtu 20 Jun 2020 23:53 WIB

Staf Khusus Presiden Ungkap Alasan Pemerintah Tunda RUU HIP

Pemerintah belum mengeluarkan daftar inventarisasi masalah RUU HIP.

Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Dini Shanti Purwono, menyatakan emerintah belum mengeluarkan daftar inventarisasi masalah RUU HIP.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Dini Shanti Purwono, menyatakan emerintah belum mengeluarkan daftar inventarisasi masalah RUU HIP.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Pemerintah memutuskan menunda pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) untuk memberikan kesempatan kepada DPR RI agar menyerap lebih jauh aspirasi elemen masyarakat.    

"Ini supaya memberikan kesempatan kepada DPR untuk berdialog dan menjaring lebih jauh lagi aspirasi/ masukan dari setiap elemen masyarakat," ujar Staf khusus Presiden bidang hukum Dini Purwono, dihubungi di Jakarta, Sabtu (20/6) malam.

Baca Juga

Dini membenarkan bahwa dalam pertemuan bersama Purnawirawan TNI-Polri dan legiun veteran Indonesia, Presiden menegaskan pemerintah belum mengeluarkan daftar inventarisasi masalah RUU HIP lantaran belum mengetahui arah RUU HIP.

Adapun Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD dalam keterangan dalam situs www.setkab.go.id mengatakan dari sekian banyak hal yang dibicarakan Presiden dengan Purnawirawan dan legiun veteran, ideologi Pancasila menjadi fokus pembicaraan yang belakangan menjadi diskursus publik yang hangat.

“Dalam diskusi, legiun veteran dan purnawirawan itu menyampaikan usul-usul yang sifatnya konkret. Tetapi prinsipnya sama antara Presiden dan kita semua yang hadir bahwa Pancasila itu adalah ideologi yang sudah final,” tutur Mahfud MD.

Payung hukum terhadap hal tersebut, kata Mahfud melanjutkan, juga sangat kuat. “Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966 itu berlaku mutlak karena sudah dikunci keberlakuannya oleh Tap MPR Nomor 1 Tahun 2003. Pada masalah itu sama semuanya, sependapat. Pancasila itu adalah Pancasila yang ada di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tanggal 18 Agustus,” ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement