Kamis 28 May 2020 13:48 WIB

Membidik Wisatawan Nusantara untuk Menggairahkan Pariwisata

Pemerintah siapkan program pariwisata dalam negeri yang aman dari Covid-19.

Pengunjung menikmati liburan di kawasan objek wisata pantai Ujong Blang, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (27/5/2020). Ramainya pengunjung wisata pantai yang tidak memerhatikan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker itu berisiko menambah penyebaran wabah COVID-19.
Foto: ANTARA /Rahmad
Pengunjung menikmati liburan di kawasan objek wisata pantai Ujong Blang, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (27/5/2020). Ramainya pengunjung wisata pantai yang tidak memerhatikan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker itu berisiko menambah penyebaran wabah COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Dessy Suciati Saputri, Dedy Darmawan

Sektor pariwisata bisa dipastikan menjadi salah satu bidang usaha yang disasar pemerintah untuk dibangkitkan segera. Aksi tersebut memang bukan tanpa alasan, sektor pariwisata di tahun 2019 telah menyumbang realisasi devisa hingga Rp 280 triliun.

Baca Juga

Devisa dari pariwisata di tahun 2019 bahkan naik Rp 10 triliun dari tahun sebelumnya di 2018. Sektor pariwisata nasional juga menyerap sekitar 13 juta pekerjaan. Sektor wisata menyumbang PDB Indonesia sebesar 5,5 persen.

Sebenarnya wisatawan yang paling potensial bagi Indonesia adalah wisman China. Di tahun 2019 BPS mencatat kunjungan wisman China mencapai 20,7 juta kunjungan.

Tapi perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan dalam negeri tidak kalah menguntungkan bagi negara. Berdasarkan angka tahun 2018, BPS mencatat perjalanan wisatawan dalam negeri mencapai 303,4 juta kali. Selama itu wisatawan dalam negeri tercatat mengeluarkan pengeluaran Rp 291,02 triliun.

Menyadari potensi wisatawan dalam negeri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pelaku industri di sektor pariwisata Indonesia untuk lebih dahulu fokus menggarap wisatawan domestik. “Saya kira kita perlu fokus terlebih dulu untuk pariwisata domestik, wisatawan domestik,” kata Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas (Ratas) Tatanan Normal Baru di Sektor Pariwisata yang Produktif dan Aman Covid-19 melalui konferensi virtual dari Istana Merdeka Jakarta, Kamis (28/5).

Presiden Jokowi meminta agar segera dilakukan identifikasi daerah-daerah atau destinasi wisata dengan laju penyebaran Covid-19 yang relatif rendah. Presiden ingin ada data destinasi dengan R0 di bawah satu atau Rt di bawah angka 1.

“Sehingga betul-betul secara bertahap kita bisa membuka sektor pariwisata tapi sekali lagi dengan pengendalian protokol yang ketat,” kata Presiden Jokowi.

Kepala Negara secara khusus memerintahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menyiapkan program promosi pariwisata dalam negeri yang aman dari Covid-19.

Di sisi lain Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya kampanye promosi produk lokal dengan atraksi pariwisata yang aman. “Tapi sekali lagi, tolong ini lapangannya diikuti dengan ketat sebelum kita membuka, sehingga wisatawan baik domestik maupun luar dapat berwisata dengan aman dan masyarakat bisa produktif, utamanya bagi pelaku-pelaku pariwisata,” kata Presiden Jokowi.

Pembukaan sektor pariwisata ini akan dilakukan secara bertahap. Ia mengingatkan penting agar pembukaan sektor pariwisata ini tak dilakukan tergesa-gesa. Namun melalui beberapa tahapan yang dijalankan dan diawasi dengan baik.

“Mengenai waktunya kapan, ini betul-betul tolong tidak usah tergesa-gesa, tapi tahapan-tahapan yang tadi saya sampaikan dilalui dan dikontrol dengan baik,” tutup Jokowi.

Pembukaan industri pariwisata tetap akan memiliki risiko yang cukup besar. Karena jika ditemukan adanya kasus dari luar negeri maka akan berdampak buruk pada citra pariwisata.

“Karena ini risikonya besar. Begitu ada imported case, kemudian ada dampak kesehatan, maka citra pariwisata yang buruk akan bisa melekat dan akan menyulitkan kita untuk memperbaikinya lagi,” kata Jokowi.

Karena itu, ia menekankan agar protokol kesehatan betul-betul harus diterapkan menjadi kebiasaan baru di sektor pariwisata. Presiden pun meminta agar dilakukan pengawasan yang ketat serta sosialisasi yang masif, dan simulasi sehingga dapat berjalan baik di lapangan.

“Oleh sebab itu, betul-betul harus dihitung, dikalkulasi betul, lapangannya harus dimanajemen, pengawasannya betul-betul dilaksanakan,” tambah dia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio menyatakan pihaknya sedang menyiapkan Standar Operasi Prosedur (SOP) baru di bidang pariwisata dalam menghadapi tatanan normal baru dan akan disimulasikan sebelum diterapkan. Saat ini pihaknya sedang menyiapkan berbagai macam tahapan sektor pariwisata untuk normal baru.

“Tahapan ini harus dilalui oleh destinasi wisata tersebut, syaratnya Covid-19 sudah membaik dengan berbagai macam parameter yang disiapkan sehingga nantinya tahapan ini dilakukan,” kata Menparekraf.

Ia mengatakan SOP di sektor pariwisata akan disiapkan misalnya di hotel, restoran, dan destinasi wisata, termasuk berbagai macam fasilitas pendukung. Sebelum diterapkan, lanjut dia, akan dilakukan simulasi terhadap SOP tersebut.

“Setelah simulasi, kita melakukan sosialisasi terhadap SOP itu, lalu setelah sosialisasi kita masuki masa uji coba,” kata Menparekraf.

Namun, untuk tahap awal ia menekankan untuk memprioritaskan daerah-daerah atau destinasi wisata yang sudah benar-benar siap. “Tentu kita prioritaskan daerah-daerah yang sudah siap, karena kesiapan daerah adalah yang penting dan sudah koordinasi dengan kepala daerah yang siap beberapa waktu ke depan untuk tahapan ini,” kata Menparekraf.

Berbagai lokasi wisata di Tanah Air akan dibuka kembali seiring upaya penyesuaian PSBB. Salah satunya di Sumatra Barat.

Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit meminta pelaku usaha pariwisata untuk bersiap mengantisipasi membludaknya kunjungan ke berbagai destinasi saat PSBB berakhir dan beralih pada konsep normal baru. "Kalaupun nanti diputuskan PSBB tidak dilanjutkan, pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Karena itu, semua pihak, termasuk pariwisata, harus tetap menjalankan protokol kesehatan seperti jaga jarak dan sering cuci tangan," katanya di Padang, Kamis (28/5).

Dia mengatakan berwisata dalam era normal baru akan berbeda dengan berwisata pada waktu sebelum pandemi Covid-10. Oleh karena itu, pelaku usaha pariwisata harus bisa merumuskan suatu pedoman yang akan dijadikan acuan, salah satunya berdasarkan protokol kesehatan.

Nasrul Abit optimistis sektor pariwisata Sumbar segera bangkit setelah pandemi mereda. Wisatawan akan datang kembali memenuhi destinasi wisata yang tersebar hampir di seluruh kabupaten dan kota.

"Kita memiliki semua yang dibutuhkan untuk pariwisata. Keindahan alam, seni budaya, hingga kuliner tersedia dalam kualitas premium. Tinggal menyesuaikan dengan konsep new normal (normal baru)," katanya.

Selama pelaksanaan PSBB di Sumatra Barat pada 22 April hingga 29 Mei 2020, seluruh destinasi wisata ditutup untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Akibatnya, sektor yang menjadi unggulan daerah itu seakan lumpuh. Ribuan orang yang menggantungkan hidup dari sektor tersebut terdampak. Banyak karyawan dirumahkan bahkan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Jenis usaha ekonomi kreatif juga terdampak karena daya beli masyarakat menurun, pelaku tidak memiliki pemasukan sehingga harus berhemat saat virus masih merajalela.

Salah seorang pengelola wisata pulau di Sumbar, Heru Farta, mengungkapkan selama masa pandemi, destinasi wisata itu memang ditutup dan tidak menerima wisatawan sesuai anjuran pemerintah. Namun, ia optimistis kondisi itu tidak akan bertahan selamanya dan sektor pariwisata akan menggeliat kembali dengan konsep yang mungkin agak berbeda karena harus sesuai dengan pedoman normal baru.

Pakar pariwisata Universitas Gadjah Mada, Muhammad Baiquni meminta pemerintah untuk merencanakan dengan sangat matang terkait uji coba dibukanya kembali destinasi pariwisata dengan protokol kesehatan era new normal. "Harus ada perencanaan, pemerintah tidak boleh gegabah karena bisa jadi malapetaka. Semua harus berdasarkan data akurat dan kesiap-siagaan destinasi," kata Baiquni.

Baiquni menjelaskan, untuk saat ini kesehatan adalah yang utama. Namun, memulihkan kembali sektor parekraf juga perlu dilakukan secara bertahap.

photo
Infografis Daftar Daerah yang akan Terapkan New Normal - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement